Saat diketahui bahwa paspor keduanya palsu, mereka langsung diamankan Polisi Singapura

Pekanbaru (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau mengamankan dua pria warga negara Indonesia berinisial FR dan RS yang merupakan terduga jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Senin.

"Keduanya diamankan di Pelabuhan Singapura karena menggunakan paspor palsu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo kepada Antara di Pekanbaru.

Dia menjelaskan kedua pria warga Pekanbaru FR (31) dan RS (26) itu dijemput oleh Jajaran Polresta Pekanbaru dari Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru setelah sebelumnya diamankan oleh Jajaran Polda Kepulauan Riau.

Keduanya diketahui masuk ke Singapura melalui Batam, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu. Dari informasi yang didapat, jelas Guntur, mereka berencana terbang ke Suriah dengan menggunakan paspor palsu.

"Saat diketahui bahwa paspor keduanya palsu, mereka langsung diamankan Polisi Singapura," jelasnya.

Saat ini keduanya diamankan di Polresta Pekanbaru guna diperiksa lebih lanjut.

Dugaan keterlibatan warga Pekanbaru yang diduga tergabung dengan jaringan ISIS sebelumnya pernah diungkap oleh Intelijen Polda Riau pada Juli 2015. Direktorat Intelijen dan Keamanan Kepolisian Daerah Riau mendeteksi keberadaan sebuah keluarga yang terkait dengan jaringan (ISIS).

"Keluarga tersebut terdiri dari suami yang bernisial TB, istrinya YB dan anaknya MJ," kata Guntur.

Ia menjelaskan kepastian bahwa mereka merupakan bagian dari jariangan ISIS bersumber dari beragam informasi yang berhasil dikumpulkan oleh intelijen Polda Riau beberapa waktu lalu.

"Kita memiliki rekaman komunikasi mereka, dokumentasi foto-foto mereka dan bukti lainnya," jelasnya.

Menurutnya, dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa TB sudah terlebih dahulu berada di Suriah sejak tahun 2013. Selanjutnya, beberapa bulan lalu ia meminta kepada istri dan anaknya untuk turut serta mengikuti jejaknya ke Suriah melalui jalur penerbangan Jakarta ke Turki untuk kemudian menuju ke wilayah Hatai.

"Dari Hatai, ada relawan ISIS yang menjemput keluarga tersebut untuk dibawa ke Syria," ujarnya.

Guntur menuturkan bahwa saat ini seluruh keluarga tersebut sudah tidak lagi berada di Pekanbaru dan telah berada di Suriah, akan tetapi dari bukti transkrip komunikasi yang Polda Riau miliki, keluarga tersebut masih tetap berkomunikasi dengan anggota keluarganya yakni adik iparnya di Pekanbaru.

Untuk saat ini ia menjelaskan polisi masih berusaha menelusuri penyebaran ISIS yang dilakukan oleh keluarga tersebut di Pekanbaru, tepatnya di sekitar tempat tinggal mereka yakni di Kecamatan Tampan.

Sementara itu, guna memutus mata rantai penyebaran tersebut, ia menegaskan pihaknya telah melakukan beragam upaya preventif yakni dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama dengan menekankan bahwa jaringan tersebut berbahaya dan tidak sesuai dengan norma Pancasila.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015