"Ini mungkin hari paling membahagiakan dalam hidup saya, hari ketika saya begitu emosional. Saya menangis selama lap kehormatan atas emosi untuk betapa sulitnya gelar ini dijuarai," kata Lorenzo kepada stasiun televisi Spanyol Telecinco.
"Kami selalu di belakang dan kemudian pada balapan terakhir semuanya berjalan sempurna. Roda hancur dan saya harus mengemudi dengan sangat hati-hati pada lap terakhir agar tidak nabrak."
"Yang benar adalah saya tidak melihat papan waktu dan jumlah lap pada seluruh balapan dan ketika saya menyaksikan bendera finish akhirnya saya bisa bernafas lega."
Rekan satu timnya Valentino Rossi merangsek dari belakang untuk menempati posisi keempat. Dia tertinggal 11 detik dari trio Spanyol --Lorenzo, Marquez dan Pedrosa.
Semua mata kemudian tertuju pada apakah Marquez bisa menyalip Lorenzo setelah bertengkar dengan Rossi beberapa pekan lalu ketika pebalap Itali ini menuduh juara dunia dua kali itu berkomplot membantu Lorenzo menjadi juara musim ini.
Ketika yakin akan finish pada urutan empat, Rossi mengharapkan dua Honda melewati Lorenzo agar bisa menjadi juara dunia.
Marquez terus di belakang Lorenzo pada sebagian besar waktu lomba, sedangkan Pedrosa mesti mengisi bahan bakar pada lap penentuan.
"Saya berusaha menyalip dan menekan pada lap-lap terakhir namun ketika Dani menyalip saya kami menjadi kehilangan waktu di sana," kata Marquez. "Saya telah berusaha melampaui Jorge. Saya berusaha pada sudut terakhir untuk masuk namun saya melihat itu sangat berisko dan saya hampir kehilangan kendali."
"Tempat kedua bukanlah cara terbalik dalam menyelesaikan musim ini dan musim depan kami akan kembali saling bersaing memperebutkan gelar," tutupnya seperti dikutip AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015