Saya jelaskan, kepulauan Laut Tiongkok Selatan merupakan wilayah Tiongkok sejak zaman kuno."
Singapura (ANTARA News) - Presiden Tiongkok Xi Jinping, Sabtu, mengulang klaim tanpa kompromi negaranya atas Laut China Selatan, namun berjanji tidak akan mengganggu negara-negara tetangganya.
"Saya jelaskan, kepulauan Laut Tiongkok Selatan merupakan wilayah Tiongkok sejak zaman kuno. Merupakan kewajiban pemerintah Tiongkok untuk menegakkan kedaulatan wilayah dan mengesahkan hak serta kepentingan maritimnya," ujar Xi dalam pidatonya di Singapura.
Komentar Xi sejalan dengan pernyataan yang sering diungkapkan Tiongkok sebagai ketegasan Beijing atas wilayah perairan strategis yang berpotensi menimbulkan konflik pada masa depan itu.
Tiongkok sudah lama mengklaim keseluruhan wilayah Laut China Selatan, namun beberapa tahun terakhir mereka menarik diri dari isu tersebut.
Negeri Tirai Bambu itu tengah menggunakan reklamasi daratan untuk membuat pulau-pulau buatan demi mendukung klaimnya atas wilayah perairan itu.
Negara-negara tetangga Tiongkok mengatakan tindakan tersebut menyalahi undang-undang regional diantara negara pesaing karena mengacaukan kebijakan yang sudah ada (status quo).
Xi mengatakan, beberapa pulau Tiongkok saat ini diduduki oleh negara lain, namun ia bersumpah Tiongkok memiliki niat damai.
"Kami warga Tiongkok percaya bahwa negara yang kuat dan kaya tidak boleh mengganggu yang lemah dan miskin," tuturnya.
Ia juga menambahkan, Tiongkok akan terus mencari penyelesaian sengketa Laut China Selatan melalui negosiasi dan konsultasi.
Amerika Serikat (AS) memperingatkan tindakan Tiongkok dapat mencederai kebebasan navigasi di perairan yang penting untuk perdagangan dunia itu.
Pada 27 Oktober 2015, angkatan laut AS mengirim kapal-kapal perusak di dekat lokasi pulau-pulau buatan Tiongkok untuk menegakkan haknya atas lintasan yang bebas, yang kemudian menimbulkan kemarahan Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
"Tidak pernah ada masalah terkait kebebasan navigasi dan penerbangan, dan tidak akan pernah ada karena Tiongkok menginginkan perdagangan tanpa hambatan melalui perairan ini lebih daripada siapapun," kata Xi.
Menurut dia, negara non-Asia harus memahami dan menghormati kebijakan tersebut, serta memainkan peran yang membangun, katanya merujuk pada AS.
Xi berada di Singapura untuk kunjungan kenegaraan dan pertemuan dengan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou yang diumumkannya minggu lalu.
Pertemuan itu akan menjadi yang pertama kalinya bagi pemimpin kedua negara sejak perpecahan pahit pada 1949 saat perang saudara Tiongkok berakhir dan dimenangkan oleh Komunis Mao Zedong.
(Uu.Y013)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015