Kepala SMK Negeri 1 Sawang Amiruddin, Sabtu mengatakan, penyegelan tersebut sudah terjadi sejak bulan Agustus lalu karena upah pekerja masih belum dibayar lunas, sehingga sangat berdampak bagi sekolah karena kekurangan ruang belajar.
"Iya benar ruang belajar itu telah disegel sejak bulan Agustus lalu, akibat upah pekerja saat membuat gedung itu belum dibayar lunas. Meskipun terbatasnya ruang belajar, pihak sekolah terus berusaha agar proses kegiatan belajar dan mengajar tidak ikut terganggu," ujar Amiruddin.
Amiruddin menambahkan, hal tersebut terjadi dimasa kepemimpinan sebelumnya, pada saat membangun gedung sekolah maka satu paket untuk tiga ruang kelas dan pihak sekolah juga sedang mencarikan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Ruang belajar yang telah disegel tersebut, rencananya akan digunakan untuk siswa yang konsentrasinya di jurusan yakni budidaya perikanan, tanaman pangan holtikultura dan jurusan Teknik Komputer Jaringan.
"Sengketa itu terjadi dimasa kepemimpinan yang lama, kini kami terus berusaha untuk menyelesaikan masalah itu dengan secara bijak. Pihak sekolah sangat berharap agar masalah tersebut bisa segera selesai," tutur Amirudin.
Tambahnya, akibat kekurangan ruang belajar, siswa kelas tiga ditampung di ruang kelas dua dan untuk siswa kelas dua ditampung di ruang kelas satu, sementara siswa kelas satu harus belajar di ruang laboratorium.
Mengenai penyegelan tersebut, pihak sekolah juga sudah melaporkan kepada Camat Sawang, untuk bermusyawarah bersama-sama dalam mencari solusi yang terbaik dan aktivitas belajar menjadi kembali lancar.
"Semoga masalah ini bisa segera selesai dan siswa juga bisa menempati ruang belajarnya masing-masing," kata Amiruddin.
Pewarta: Mukhlis
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015