"60 persen ekonomi Indonesia berasal dari kewirausahaan. GEPI membantu orang yang berminat dan berkeinginan membangun startup," kata Dave Hermann, Econ Section, Kedutaan Besar Amerika, di Jakarta, Jumat.
"Semoga inovasi-inovasi ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi yang berdampak positif kepada negara," sambung dia.
GEPI sendiri telah didirikan sejak lima tahun yang lalu. Direktur Eksekutif GEPI, Angelyn Ardiwinata, menjelaskan bahwa GEPI didirikan untuk mengedukasi anak muda mengenai kewirausahaan.
"Kami mengedukasi bahwa mendapatkan investasi itu tidak semudah yang dipikirkan. Lebih dari 90 persen startup gagal pada awalnya," kata dia.
"Meski demikian, kegagalan harus tetap diapresiasi untuk menghargai kegagalan. GEPI memperkuat ekosistem startup Indonesia dengan menolong satu sama lain," lanjut dia.
Lebih lanjut, Angelyn menjelaskan bahwa GEPI membantu startup dalam hal pendanaan. Tidak hanya itu GEPI juga menyediakan program inkubasi, Ciputra GEPI Incubator.
Di program incubator tersebut di startup dapat belajar dengan didampingi mentor yang telah berkecimpung dibidang enterpreneurship, diantaranya William Tanuwijaya (CEO Tokopedia).
"Raising Giants: Celebrating Indonesian Startups" mengangkat topik "Starting Up Isn't Fun (But You Should Still Do It", "I Wish I'd Known This When Starting Up", dan "Investing in the Next Generation." Dalam acara tersebut GEPI menghadirkan para pembicara yang merupakan pendiri startup, mentor dan angel investor yang berada dalam program GEPI, Ciputra GEPI Incubator (CGI) dan Angel Investor Network Indonesia (ANGIN).
Rangkaian acara talkshow tersebut dimaksudkan untuk mengenalkan dunia kewirausahaan kepada generasi muda, serta merangkul mereka yang ingin maju sebagai wirausahawan muda, salah satunya dengan menggalakkan tagar #itsourtime.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015