Rote Ndao, NTT (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan produk tenun dari Pulau Rote sudah sesuai dengan standar pasar internasional yang menginginkan produk ramah lingkungan.
"Pasar internasional cenderung membangkitkan kembali penggunaan warna-warna alam karena sifatnya yang ramah lingkungan dan aman," katanya dalam pameran serat dan warna alam Swarna Fest 2015 di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Jumat.
Oleh karena itu Kemenperin terus melatih para penenun di Rote Ndao, antara lain dengan memberikan bimbingan teknis pakaian jadi, pendampingan pencelupan warna alam, serta pelatihan kerajinan kerang.
Lebih lanjut Menperin mengatakan, kekayaan dan keberagaman alam Indonesia merupakan peluang yang besar untuk memberdayakan potensi warna dan serat alam yang dapat diarahkan bagi pewarnaan barang-barang kerajinan. "Dan ini memiliki potensi pemasaran ekspor sehingga dapat meningkatkan perekonomian bangsa. Kemenperin memfasilitasi promosi dan pameran sehingga produk yang dihasilkan mampu menembus pasar domestik dan internasional," kata pria kelahiran Rote itu.
Pada perhelatan tahun ini, Swarna Fest kembali mencatatkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk proses penenunan terbanyak dengan menggunakan pewarna alam.
Kemenperin menghadirkan 350 penenun dari Pulau Ndao yang terletak di seberang Pulau Rote. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan Swarna Fest 2013 dengan total 250 orang yang juga dicatatkan MURI.
"Ini merupakan suatu kemajuan. Saya merasa terharu dan semakin bersemangat untuk membangun tenun khususnya di wilayah timur Indonesia," kata Dirjen IKM Kemenperin, Euis Saedah.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015