Jumlah ini belum termasuk 27 gedung rumah ibadah dan 11 gedung sekolah, serta sarana dan prasana umum, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tini Tadeus kepada Antara, Jumat, terkait kerusakan akibat gempa Alor.
"Dari hasil pendataan sementara, ada 950 rumah warga yang mengalami kerusakan, terdiri dari 280 rumah mengalami rusak berat dan tiga rusak sedang serta 667 rusak ringan.
Sementara rumah ibadah yang mengalami kerusakan sebanyak
27 buah, terdiri dari tujuh gedung rusak ringan dan 20 gedung lainnya mengalami rusak berat.
Dia mengatakan kerusakan bangunan rumah, rumah ibadah dan gedung sekolah ini menyebar pada 18 desa di enam kecamatan di wilayah itu.
Ke-enam kecamatan itu adalah Alor Timur, Alor Timur Laut, Lembur, Teluk Mutiara, Alor Tengah dan Alor Utara.
Tini Tadeus mengatakan proses pendataan terhadap kerusakan akibat gempa masih terus berlangsung.
"Pendataan memang mengalami hambatan karena akses ke beberapa wilayah terputus, selain gempa susulan yang terus berlangsung sampai hari ini," katanya.
Mengenai bantuan dari provinsi, dia mengatakan, saat ini petugas dari provinsi dan BNPB Pusat sedang berada di Alor untuk melihat langsung kondisi di lapangan.
"Petugas baru berangkat ke Alor pada Jumad (6/11) pagi, untuk memantau lapangan, sekaligus bantuan yang diperlukan di daerah," kata Tini Tadeus yang juga Penjabat Bupati Manggarai Barat ini.
Pewarta: Bernardus Tokan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015