Canberra (ANTARA News) - Tiga diplomat Irak dan keluarga mereka telah minta suaka kemanusiaan di Australia, menolak perintah untuk kembali ke negara mereka yang dilanda-konflik. Kepala atase pertahanan Brigadir Jenderal Sabah al-Kareen Zebon Fureje dan dua stafnya, Kolonel Kamal J. Askander dan Ala` al-Amiri, menolak pulang setelah kantor keamanan di kedutaan besar (Irak) di Canberra ditutup pertengahan-Desember. Permintaan tersebut mungkin memalukan pemerintah Australia, yang bersikeras Irak telah membuat kemajuan ke arah demokrasi, meskipun ada perlawanan berdarah pasca-perang di negara itu. Salah satu sekutu dekat AS, Australia memiliki sekitar 1.500 tentara yang dikerahkan di dan sekitar Irak. "Ketiga staf Irak yang bekerja di kantor itu telah menyelesaikan penempatan mereka dan akreditasi diplomatik mereka telah dihentikan," kata seorang jurubicara departemen urusan luar negeri Australia seperti dilansir Reuters. "Kami mengerti para pejabat itu dan tanggungan mereka telah menggunakan saluran biasa untuk memperoleh visa untuk tinggal." Seorang jurubicara kedubes Irak mengatakan ketiga diplomat itu telah dicopot status diplomatik mereka dan tidak lagi berhubungan dengan duta besar Ghanim T. Al-Shibli. Al-Shibli mengadakan pertemuan dengan para pejabat kementerian luar negeri di Canberra Kamis, sementara detektif polisi federal Australia berkunjung ke kedutaan itu. "Kami tidak memiliki hubungan lagi dengan mereka pada waktu sekarang ini. Mereka telah menjadi warga biasa," kata jurubicara kedutaan. Ketiga diplomat itu telah diperintahkan pulang empat tahun setelah Australia mengusir diplomat Irak pada malam perang melawan bekas rezim Saddam Hussein. Misi itu dibuka kembali November 2004. Bekas pilot pasukan udara Irak Askander, isterinya Ibtisam dan empat anak mereka mengkhawatirkan keselamatan mereka menyusul serangkaian penculikan dan permintaan uang tebusan terhadap bekas diplomat pada kepulangan mereka ke Baghdad, kata anggota parlemen Gary Humphries pada harian Australia itu. Humphries, seorang senator pemerintah, mengatakan saudara laki-laki Askander telah diculik oleh gerilyawan dan saudara ipar laki-lakinya dibunuh karena menjual alkohol. Jurubicara urusan luar negeri mengatakan permintaan mereka terhadap suaka kemanusiaan akan ditangani oleh pejabat imigrasi Australia berdasarkan kepantasan perorangan mereka menurut undang-undang Asutralia. Pemberian visa perlindungan pada 2004 pada seorang bekas anggota dinas intelijen rahasia Saddam telah dibenci masyarakat kecil Irak di Australia, banyak dari mereka yang memperoleh visa sementara. Seorang diplomat China, Chen Yonglin, dengan berhasil menyeberang ke Australia pada Juni 2005, yang menegangkan hubungan Canberra dengan Beijing di tengah klaim penganiayaan pembangkang.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007