Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena dolar AS yang lebih kuat memberikan tekanan pada logam mulia.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun dua dolar AS, atau 0,18 persen, menjadi menetap di 1.104,20 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Emas berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan klaim awal naik 16.000 menjadi 276.000 pada minggu yang berakhir 31 Oktober.
Para analis mengatakan klaim secara umum masih mendekati rekor terendah, dan bahwa sisi pengangguran dari pasar tenaga kerja masih sangat menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi.
Karena laporan klaim pengangguran awal mingguan itu sejalan dengan ekspektasi, para analis mengatakan bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember lebih tinggi daripada dalam beberapa bulan terakhir.
Alat Fedwatch CMEGroup menunjukkan probabilitas tersirat berada pada 56 persen.
Ekspektasi yang semula untuk penundaan kenaikan suku bunga hingga 2016, namun pertemuan kebijakan Federal Reserve pada akhir Oktober meninggalkan pintu terbuka untuk kenaikan suku bunga sebelum akhir 2015.
Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen mengatakan pada Rabu bahwa bank sentral mungkin mulai menaikkan suku bunga jangka pendek pada pertemuan kebijakan Desember karena ekonomi AS "berkinerja baik."
Peningkatan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga.
Perak untuk pengiriman Desember turun 7,5 sen atau 0,50 persen menjadi ditutup pada 14,983 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 1,7 dolar AS atau 0,18 persen menjadi ditutup pada 953,10 dolar AS per ounce.
(T.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015