Jakarta (Antara) - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi menghadiri Pertemuan Asia-Eropa (Asia-Europe Meeting/ASEM), yang mengangkat tema Working Together for Sustainable and Secure Future, di Luxemburg pada 4-6 November.
"Minggu ini Menlu (Retno) ke Luxemburg untuk menghadiri pertemuan ASEM. Menlu akan menjadi lead speaker pada salah satu sesi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha nasir di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, pada pertemuan ASEM itu akan diangkat beberapa isu untuk dibahas, antara lain soal perubahan iklim, manajemen penanggulangan bencana, dan pembangunan berkelanjutan.
"Selain itu, ada dua tema terkait ASEM yang juga dibahas, yaitu connectivity (keterhubungan) dan soal masa depan ASEM. Kemudian, pertemuan ini juga akan menghasilkan Joint Statement (pernyataan bersama)," ujar dia.
Menurut Arrmanatha, pada pertemuan itu Menlu Retno akan menjadi pembicara dalam sesi yang bertema Countering Terrorism and Radicalism (Melawan Terorisme dan Radikalisme).
"Melu akan mengangkat isu terkait upaya Indonesia memerangi radikalisme dan ekstrimisme melalui soft power dan melalui peran dua organisasi besar Islam, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama," jelas dia.
"Menlu juga akan mengangkat soal peran perempuan dan ibu yang bisa memasukkan ideologi yang baik kepada anak-anak. Dalam beberapa pertemuan sebelumnya disepakati pentingnya peran perempuan, khususnya ibu," lanjut dia.
Dia menambahkan bahwa dalam pertemuan internasional itu, Menlu Retno juga akan melakukan sekitar 13 pertemuan bilateral, antara lain dengan pihak Inggris, Irlandia, Belanda, Belgia, Spanyol, dan Luxemburg sebagai tuan rumah ASEM.
Pertemuan Asia-Eropa (Asia-Europe Meeting/ASEM) adalah forum yang dibentuk pada 1996 untuk membicarakan permasalahan-permasalahan yang melibatkan negara-negara Eropa dan Asia.
ASEM dirancang sebagai forum pembicaraan informal antara negara-negara Eropa dan Asia.
Forum ini membahas berbagai hal yang tidak dibatasi tetapi selama ini membicarakan aspek ekonomi, politik, strategi pertahanan, pendidikan, kebudayaan, dan lingkungan hidup.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015