“Selama ini kan produsen dan prinsipal sudah menikmati pasar domestik Indonesia, menarik duit dari konsumen. Kini sudah saatnya juga menanam modal dan membangun pabrik ponsel,” kata Saleh melalui siaran pers di Jakarta, Kamis.
Aktivitas produksi di Indonesia, lanjut Saleh, dapat dimanfaatkan produsen sebagai salah satu keunggulan dalam memasarkan produk ke konsumen Indonesia.
Sebaliknya, Kemenperin akan mengedukasi konsumen tentang ponsel-ponsel mana saja yang diproduksi di Indonesia.
“Sehingga konsumen tahu mana saja ponsel yang telah berkontribusi pada ekonomi Indonesia. Kita perlu memainkan sentimen-sentimen kedekatan atau proximity seperti itu,” ujar Saleh.
Hal ini diyakini turut merangsang prinsipal ponsel untuk melakukan pabrikasi di Indonesia dan produsen yang masih memproduksi di luar negeri diharapkan segera melakukan aksi korporasi serupa.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, sejauh ini, Indonesia adalah negara dengan populasi pengguna telepon seluler yang sangat besar.
Hal tersebut terlihat dari tingginya nilai impor telepon seluler yang mencapai 60 Juta unit pada 2014.
“Untuk tahun ini, sampai dengan September 2015 tercatat 26 juta unit. Ini menunjukkan jumlah importasi telepon seluler sudah mulai digantikan dengan hasil produksi dalam negeri,” papar Putu.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015