"Terlalu hipoglikemia, jantung bisa berhenti berdetak," kata spesialis penyakit dalam dr. Budiman Darmowidjojo, Sp.PD-KEMD saat jumpa pers Jakarta Diabetes Meeting di Jakarta, Rabu.
Hipoglikemia terjadi saat kondisi kadar gula darah berada di bawah angka 80 mg/dL. Pada orang biasa, hipoglikemia umumnya terjadi di bawah 50 mg/dL.
Penurunan kadar gula terjadi bila porsi makan terlalu sedikit atau dapat juga karena aktivitas yang terlalu berat.
Menurut Budiman, di Indonesia, pasien diabetes yang terkena hipoglikemia umumnya karena konsumsi obat glibenclamide dosis tinggi yang menurunkan kadar gula darah sekaligus menaikkan hormon insulin.
Kekurangan glukosa darah dapat terjadi bila dosis obat atau insulin yang digunakan terlalu tinggi.
Gejalanya adalah merasa lapar, lemas, mual, gemetar, pusing, pandangan kabur, keringat dingin dan jantung berdetak cepat.
Bila merasakan gejala hipoglikemia, penderita diabetes sebaiknya segera mengecek kadar gula darah dan mengkonsumsi makanan atau minuman manis.
dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD-KEMD menyarankan pasien diabetes untuk selalu memantau kadar gula darah dengan melakukan pengecekan mandiri di rumah agar dapat mengenali kapan dan mengapa gula darah tinggi atau rendah.
Pengecekan gula darah disesuaikan dengan kondisi pasien, umumnya dilakukan sebelum makan, dua jam setelah makan dan sebelum tidur malam.
Pantauan gula darah mandiri itu sebaiknya disertai catatan tingkatan, gejala yang dialami beserta konsumsi makanan agar dapat dievaluasi ketika berkonsultasi dengan dokter.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015