Meski menurut President Director Ericsson Indonesia, Thomas Jul, penerapannya akan membutuhkan waktu, mengingat kontur dari negara Indonesia itu sendiri, dia mengaku optimis jaringan 4G dapat dijalankan diseluruh Indonesia.
"Kami tidak setuju. Bahkan, kami sendiri ingin menjangkau Sulawesi dan Papua. Coba lihat jaringan 2G yang saat ini sudah dapat diakses di manapun, bahkan di hutan sekali pun, hal yang sama juga akan terjadi dengan 4G," kata dia, di Jakarta, Selasa.
"Pada dasarnya penerapannya sama sulitnya dengan negara-negara lain. Kami melihat tiga operator sudah siap untuk menerapkannya, ini menjadi sangat penting, bagaimana industri mendukung 4G itu sendiri," sambung dia.
Hal senada juga disampaikan VP Marketing and Communications Ericsson Indonesia, Hardyana Syintawati yang mengatakan bahwa antusiasme masyarakat Indonesia terhadap 4G dan Internet of Things sangat besar.
"Ada yang menarik dari penelitian yang kami lakukan di Indonesia, bahwa ternyata tingkat ketertarikan pengguna smartphone terhadap IoT sangat besar, lebih besar dari negara tetangga," ujar dia.
"Bahkan, 40 persen responden yakin bahwa mobil yang terkoneksi akan terealisasi di Indonesia pada 2020," lanjut dia.
Lebih lanjut, Jul mengungkapkan prediksinya bahwa pada 2020 mendatang akan ada 26 miliar perangkat di dunia yang terkoneksi internet dengan nilai tambah industri secara global total 2 triliun dolar AS.
"Tidak ada alasan bagi Indonesia untuk terlambat dari negara lain," ujar Jul.
Saat ini, Ericsson bekerja sama dengan tiga operator besar Indonesia, yakni Telkomsel, Indosat dan XL Axiata dalam menjalankan jaringan 4G.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015