Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) Dr KH Hasyim Muzadi, Selasa, melakukan pertemuan khusus dengan Perdana Menteri (PM) Malaysia Dato Seri Najib bin Tun Haji Abdul Razak di Kuala Lumpur.
Informasi dari tokoh muda NU KH Misbahus Salam yang disampaikan kepada pers di Jakarta, Selasa, menyebutkan pertemuan Sekjen ICIS yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden dengan PM Malaysia itu berlangsung di sela Konferensi Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) ke-11.
Selain dihadiri PM Malaysia, Konferensi WIEF itu diikuti oleh pemimpin Bosnia, Azer Baijan, Gabon, Ghana, dan beberapa pemimpin negara-negara mayoritas berpenduduk Muslim serta perwakilan dari Bank Pembangunan Islam (IDB).
Menurut KH Misbahus, pertemuan KH Hasyim dengan PM Malaysia ke-6 yang dikenal sebagai "Bapak Transformasi Malaysia" itu berlangsung dalam suasana informal dan penuh kekeluargaan.
Sebelum melakukan pertemuan empat mata dengan PM Najib, KH Hasyim bersilaturahmi dengan mantan PM Malaysia Tun Abdullah bin Haji Ahmad Badawi di tempat yang sama.
Dalam pertemuan dengan kedua tokoh Malaysia Itu Sekjen ICIS mengundang mereka untuk menghadiri Konferensi Internasional ICIS yang akan berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang Jawa Timur pada 23-24 November 2015.
Pada kesempatan itu kedua tokoh Negeri Jiran tersebut mengapresiasi undangan Sekjen ICIS serta berjanji akan memberikan jawaban resmi terkait kemungkinan kehadiran mereka ke konferensi yang akan diikuti oleh tokoh islam dari 32 negara itu.
Undangan yang sama disampaikan secara langsung oleh Sekjen ICIS kepada Sultan Brunei Jenderal Haji Sir Hassanal Bolkiah Muizzaddin Waddaulah pada 27 Oktober 2015 di Istana Nurul Iman Brunei Darussalam.
Konferensi ICIS itu sendiri bertujuan memperkuat barisan Wasathiyah Islamiyah dunia, dan Wasathiyyah (moderat) dimaksud bukan hanya di bidang syariat Islam, tetapi juga di bidang ekonomi, politik, hukum, dan budaya dalam sebuah negara.
Menurut KH Misbahus, pertemuan KH Hasyim dengan kedua tokoh Malaysia juga membicarkan tentang potensi Indonesia dan Malaysia memimpin Dunia Islam menuju perdamaian dan kemanusiaan tanpa kehilangan identitas Islam.
"Di sisi lain tokoh tokoh Islam di dunia saat ini harus memikirkan pengembangan ekonomi dan wawasan umat, sebab sudah banyak terbukti bahwa kemiskinan dan radikalisme membuat negara di ambang kehancuran," kata KH Misbahus mengutip KH Hasyim.
Ia menambahkan, Sekjen ICIS itu menghargai peraturan Pemerintah Malaysia yang meskipun tidak memusuhi Syiah tapi tidak memperkenankan Syiah untuk mengembangkan ajarannya di negara itu.
Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015