Acara yang menyoroti fungsi dan keberadaan keluarga dalam mewujudkan nilai-nilai Injili ini akan berlangsung 2 – 7 November 2015, sebut laman kemenag.go.id
Di hadapan Ketua KWI Monsiyur Ignatius Suharyo, para Uskup Se-Indonesia dan Dubes Vatikan untuk Indonesia Monsiyur Antonio Guido Filippazi, Menag menyampaikan rasa syukurnya bisa menghadiri acara SAGKI 2015 ini.
Menag mengaku sempat khawatir tidak bisa hadir karena mendadak ada acara dengan Presiden Joko Widodo. Namun Menag memberanikan diri menghadap Presiden untuk meminta izin menghadiri acara SAGKI IV, dan Presiden langsung merespon dan memberikan izin. “Silahkan layani ummat, layani ummat!” cerita Menag disambut riuh tepuk tangan peserta SAGKI.
Menag juga menyampaikan apresiasi Pemerintah atas terselenggaranya SAGKI 2015 ini. Menurutnya, SAGKI IV menyoroti peran keluarga dalam kehidupan keagamaan dan hal itu sangat relevan dengan tantangan kehidupan saat ini.
Menag Lukman menyampaikan bahwa pada dasarnya keluarga adalah sekolah pertama dan tempat pembentukan mendasar bagi anak-anak agar menjadi pribadi beriman dan berkarakter sesuai dengan imannya.
"Saya sangat bersepakat, sangat setuju, seperti halnya yang disampaikan oleh Ketua SAGKI IV Romo Hibertus Hartonu, bahwa keluarga adalah sekolah yang utama dan pertama," terangnya.
Menag berharap kegiatan ini bisa menghasilkan hal-hal yang berguna bagi pembentukan keluarga yang benar-benar menjadi tempat sukacita dan damai, keluarga yang benar-benar Katolik dan benar-benar menjadi warga Indonesia yang cinta kasih sayang di tengah masyarakat yang majemuk. "Semoga acara ini bisa menghasilkan rekomendasi yang baik, sebagai kontribusi yang konstruktif bagi bangsa Indonesia tercinta," harap Menag.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015