Jakarta (ANTARA News) - Maskapai penerbangan Lion Air menyatakan bisa kehilangan 27.000 dolar AS setiap hari karena sebagian pesawatnya tidak terbang sesuai jadwal selama kabut asap menyelimuti beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan dalam tiga bulan terakhir.
"Agak susah sih kalau saya bilang rugi karena nanti kalau dibilang rugi, orang bilang kan pesawatmu enggak terbang, kok rugi, tapi meski pesawat itu tidak terbang tapi kan ada fix cost," kata Presiden Direktur Lion Group Edward Sirait di Jakarta, Senin.
Edward menjelaskan biaya tersebut antara lain meliputi gaji pilot, dan biaya parkir pesawat terbang.
"Memang ini belum kita close jadi belum bisa kalkulasi tapi jika satu flight saja batal, kita rugi 3.000 dolar AS per jam, pesawat terbang sehari delapan hingga sembilan kali jadi satu hari bisa sampai 27.000 dolar AS," katanya.
"Itu fix cost karena kita enggak ngapa-ngapain, yang tidak bayar kan jadinya fuel, landing fee, tapi parkir tetap kena," kata Edward.
Dalam waktu tiga bulan selama kabut asap menyelimuti beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan, menurut dia, rata-rata ada pembatalan 30 sampai 40 penerbangan dalam sehari.
"Tapi sekarang sudah normal lagi. Waktu itu juga kan diterapkan buka tutup. Yang total ditutup hanya Jambi dan Palangkaraya," kata Edward.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015