Jakarta (ANTARA News) - Bencana banjir yang melanda ibukota membuat banyak orang terpaksa mengungsi dari rumahnya, termasuk psikolog sekaligus Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi. "Akibat banjir, saya dan keluarga terpaksa mengungsi pada tengah malam antara tanggal 1 dan 2 Februari," katanya ketika dihubungi ANTARA News di Jakarta, Rabu. Rumah Kak Seto, panggilan akrab Seto Mulyadi, yang dihuninya bersama sang istri dan keempat anaknya terletak di perumahan Cirendeu Permai di daerah Pasar Jumat. Lelaki kelahiran Klaten 28 Agustus 1951 itu mengatakan, kompleks perumahan yang juga kebanjiran pada tahun 2002 itu letaknya memang lebih rendah dibandingkan jalan raya sehingga hujan yang lebat bisa membuat rumahnya langsung tergenang. "Ketinggian air di rumah saya mencapai 1,5 meter," katanya sambil mengemukakan bahwa kini dirinya dan keluarga mengungsi ke rumah kerabat yang terletak di daerah Terogong, Cilandak. Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu mengaku belum mengambil keputusan untuk kembali ke rumahnya di antaranya karena hujan lebat yang diperkirakan BMG akan terjadi dalam beberapa hari mendatang. Meski rumahnya kebanjiran, ternyata Kak Seto juga tidak melupakan para korban banjir terutama anak-anak. Kini, Komnas PA dengan beberapa lembaga atau organisasi lainnya seperti Kerukunan Warga Jakarta (KWJ) bekerja sama untuk membangun semacam Children Center di sejumlah tempat pengungsian. "Children Center berguna agar anak-anak bisa tetap bermain, mendengarkan dongeng, menyanyi sehingga perasaan tertekan yang dialami mereka di tempat penampungan bisa dikurangi," kata anggota World Council for Gifted and Talented Children itu.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007