Semarang (ANTARA News) - Puluhan warga Dusun Krajan, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupateng Semarang, Jateng, terserang virus chikungunya dalam sebulan terakhir ini. Sutikno (50) warga Krajan Susukan yang terserang virus ini ketika ditemui ANTARA di Desa Susukan, Rabu, mengatakan, gejala awal yang ia alami adalah suhu badannya naik tinggi, demam dan rasa nyeri dipersendian tulang kaki kemudian seluruh tubuhnya terasa lemas dan tidak bisa digerakan. "Dalam satu rumah ada tiga penderita yang diduga terkena chikungunya yakni dua anaknya Nurhalisah (4) dan Prastiyono (9) dengan gejala sama," katanya. Kondisi yang sama juga dialami warga lainnya Sutini (40), yang mengatakan, mengalami demam dan semua persendian tulang kakinya sakit dan sempat lumpuh selama tiga hari. "Sebetulnya saya sudah sembuh pada pekan lalu, tetapi sekarang penyakit ini kambuh lagi," kata Sutini. Ia mengatakan, di Susukan ini hampir semua warga terkena chikungunya pada sebulan terakhir ini dan setiap rumah rata-rata yang terserang penyakit itu dua orang penderita. Yanti (29), warga Susukan lainya, menjelaskan, dirinya juga menderita penyakit yang sama dengan tetangga lainnya dan sempat menginap RSU Ungaran selama lima hari. "Sekarang saya sudah sembuh," katanya. Menurut Yanti, warga setempat yang masih menderita nyeri dipersendian kaki dan lumpuh pada dua hari terakhir ini sekitar 15 penderita. Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, dr. Sulthoni, mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan terserangnya virus chikungunya pada penduduk Susukan. Pihaknya juga sudah melakukan pengecekan di daerah tersebut, dan menurut dia, dilihat dari gejala klinis penyakit itu disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegipty yang membawa virus chikungunya. Sebenarnya, sepekan lalu pihaknya sudah melakukan penyemprotan atau fogging di daerah rawan deman berdarah dengue (DBD). "Penyakit DB di Susukan memang tidak merebak, justru chikungunya yang meningkat di daerah tersebut. Untuk itu pihaknya akan segera melakukan fogging ulang pada daerah yang dianggap rawan DB maupun chikungunya," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007