Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan(Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya pencipta lagu Hymne Guru, Sartono.
"Lagu Hymne Guru yang diciptakan mendiang Sartono telah menginspirasi banyak orang untuk memuliakan guru," katanya di Jakarta, Senin.
"Kita semua kehilangan Beliau. Saya menyampaikan duka cita yang mendalam, semoga jasa dan amal almarhum dicatat sebagai amal kebaikan oleh Tuhan," tambah dia.
Hymne Guru gubahan Sartono, menurut dia, telah membuat banyak orang terinspirasi untuk menghormati dan memuliakan para guru.
Sartono meninggal dunia pada usia 79 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun pada Minggu (1/11), sekitar pukul 12.40 WIB, setelah menderita beberapa penyakit, di antaranya gejala stroke, jantung, kencing manis, dan penyumbatan pembuluh darah di otak.
Saat Sartono masuk rumah sakit, Mendikbud yang sedang mengunjungi sekolah-sekolah yang terdampak kabut asap di Jambi dan Palembang mengutus Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Daryanto untuk membesuk dan membantu keluarga Sartono.
Daryanto membesuk Sartono di RSUD Madiun pada Sabtu.
Menurut istri Sartono, Ignatia Damijati, Sartono mulai menunjukkan tanda-tanda sakit sejak dua pekan lalu.
Saat itu suaminya tidak mau makan dan merasakan sakit pada lengan kirinya. Dua hari sebelumnya, Sartono terjatuh dari tempat tidur. Sejak Jumat (30/10) ia koma.
Hymne Guru
Lagu Hymne Guru ditetapkan pemerintah sebagai lagu wajib nasional pada 1980.
Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada 1980, Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan dan memenangi kompetisi yang diikuti ratusan peserta itu dengan lagu "Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" ciptaannya.
Selain lagu "Hymne Guru", Sartono juga menciptakan delapan buah lagu bertema pendidikan lainnya.
Perhatiannya terhadap dunia pendidikan membuahkan penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada tahun 2000.
Tahun 2005 dia juga mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo.
Pewarta: Indriani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015