Sydney (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri Timor Timur Mari Alkatiri bisa kembali berpolitik setelah tuduhan bahwa ia mempersenjatai satuan maut rahasia untuk membunuh lawannya di partai Fretilin dicabut. "Ini kemenangan bagi partai Fretilin dan seluruh rakyat Timor Timur," kata Alkatiri seperti dikutip radio Australia ABC hari Selasa dan dilansir DPA. Alkatiri mundur dari jabatannya bulan Juni dan digantikan mantan menteri luar negeri Jose Ramo Horta. Kepergiannya membantu meredakan ketegangan, yang menjerumuskan negara kecil setengah pulau itu ke kekacauan dan bergulir mengancam terjadi perang saudara. Jaksa Agung Longuinhos Monteiro menyatakan tuduhan dicabut, karena bukti terhadap Alkatiri tak cukup mendukung mereka. Mantan Menteri Pertahanan Rogerio Lobato ditahan rumah atas empat tuduhan terkait perkara sama. Lobato menuduh Alkatiri dalam skandal paling serius sejak bekas jajahan Portugal itu mendapatkan kemerdekaan dari Indonesia pada 2002. Kekacauan dimulai pada Maret saat Alkatiri memecat sepertiga tentara sesudah serdadu itu mogok mengeluhkan pembedaan suku dalam kepangkatan mereka. Kekacauan itu mencerminkan pergolakan, yang mengikuti penentuan pendapat tajaan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1999, yang mengahiri 24 tahun penyatuannya dengan Indonesia. Kekerasan tahun lalu di Dili mengundang penjaga perdamaian asing. Satuan dari Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Portugal disebarkan di negara baru tersebut. Pemilihan presiden negara itu dijadwalkan berlangsung April. Pencabutan perkara itu membersihkan Alkatiri, masih sekretaris jenderal Fretilin, untuk ikut pemilihan dalam upaya mengganti presiden bertahan dan pahlawan perang terhormat Xanana Gusmao. Gusmao menyatakan tidak akan ikut dalam pemilihan presiden itu, tapi mungkin ikut sebagai calon pada pemilihan umum ahir tahun ini. Perdana Menteri Jose Ramos Horta ahir Desember mengatakan takkan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun ini jika ada calon lain.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007