Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup melanjutkan pelemahan sebesar 16,84 poin seiring dengan pelaku pasar yang kembali melakukan aksi ambil untung.
IHSG turun 16,84 poin atau 0,38 persen menjadi 4.455,18. Kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 5,79 poin (0,76 persen) menjadi 759,73.
"Bursa saham di kawasan Asia termasuk IHSG BEI bergerak melemah melanjutkan aksi ambil untung yang sudah berlangsung semenjak beberapa hari terakhir ini," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, salah satu faktor yang memicu aksi ambil untung disebabkan oleh kinerja emiten di BEI yang telah dipublikasikan menunjukkan sebagian besar emiten gagal mencetak laba bersih per saham (EPS) di atas konsensus pasar.
Di tengah situasi yang kurang kondusif itu, lanjut dia, pelaku pasar asing juga kembali melakukan aksi lepas saham. Data BEI menunjukkan pelaku pasar saham asing mencatatkan jual bersih sebesar Rp807,669 miliar pada akhir pekan ini (Jumat, 30/10).
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas Hadiyansyah menambahkan, secara teknikal, selama IHSG masih di tutup berada di atas level psikologis di kisaran 4.445 poin maka koreksi yang terjadi terindikasi throw back.
"Kondisi pasar saat ini masih dalam fase tren penguatan dan investor masih dapat menambah proporsi pada ekuitas. Setiap koreksi yang terjadi dapat dijadikan sebagai entry point," katanya.
Sementara itu, tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 257.939 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,47 miliar lembar saham senilai Rp4,66 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 148 saham, turun 143 saham, dan yang tidak bergerak nilainya sebanyak 92 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng turun 179,90 poin (0,79 persen) menjadi 22.640,04, indeks Nikkei naik 147,39 poin (0,78 persen) ke level 19.083,10, dan Straits Times melemah 5,85 poin (0,16 persen) ke posisi 2.996,45.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015