Magelang (ANTARA News) - Kalangan pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro di Kota Magelang, Jawa Tengah, sudah saatnya mempromosikan dan memasarkan berbagai produk mereka melalui pemanfaatan media sosial secara optimal, kata Penjabat Wali Kota Magelang Rudy Apriyantono.
"Mereka sudah harus memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk mempromosikan produknya dan memasarkan produknya," katanya di Magelang, Jumat.
Rudy mengatakan hal itu ketika mengunjungi tempat produksi telur asin berlabel "SHDU" yang dikelola Moch. Bagus sebagai pelaku UMKM di Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang.
Ia mengemukakan tentang efektivitas dan efisiensi pemanfaatan media sosial dan internet untuk pemasaran produk-produk UMKM yang beraneka ragam dikelola masyarakat setempat yang meliputi tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu.
Berdasarkan data Pemkot Magelang, jumlah pelaku UMKM di daerah setempat tercatat 5.000 pelaku usaha yang meliputi "klaster" makanan, pertanian, produk tekstil, dan kerajinan. Kota Magelang juga memiliki 88 kelompok usaha bersama dengan total 851 anggota.
"Dengan memanfaatkan teknologi informasi, melalui internet akan sangat efektif untuk pemasaran produk UMKM. Biayanya tidak terlalu besar. Sekarang sedang tren pelaku usaha memasarkan produknya melalui internet," katanya.
Ia mengemukakan pentingnya pelaku UMKM akrab dengan kemajuan teknologi informasi guna kepentingan pengembangan usahanya pada masa mendatang. Berbagai bentuk media sosial yang bisa mereka manfaatkan untuk promosi dan pemasaran produk, antara lain Facebook, Twitter, Instagram, dan Blog.
"Bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Produk UMKM Kota Magelang bisa semakin dikenal dengan pangsa pasar yang lebih luas," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Rudy juga menyatakan tentang pentingnya kalangan pelaku UMKM setempat mengakses program kredit yang dilakukan oleh perbankan, untuk pengembangan usaha produksinya.
Belum lama ini, Pemkot Magelang menandatangani nota kesepahaman dengan Bank Jateng terkait dengan program Kredit Usaha Produktif, untuk kalangan pelaku usaha kecil dan mikro. Program yang mengandalkan nilai-nilai kejujuran baik pelaku usaha, aparat, maupun perbankan tersebut, tanpa jaminan dan tidak ada biaya administrasi perbankan.
"Program KUP sangat menarik, tidak perlu jaminan dan tidak ada potongan biaya sepeserpun. Silakan para pelaku UMKM minta informasi kepada Pak Lurah masing-masing," katanya.
Moch. Bagus mengaku hingga saat ini masih asing dengan pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan dan memasarkan produknya sehingga pangsa pasar produknya masih sebatas Kota Magelang dan sekitarnya.
Setiap hari, dia rata-rata mampu menjual telur asin sekitar 1.000 butir dengan harga Rp2.200 per butir.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015