Jakarta (ANTARA News) - Kelompok Usaha Rajawali menyatakan telah mengirim surat kepada Garuda Indonesia sebagai respon ketertarikan masuk ke perusahaan itu, sehingga tinggal menunggu tindak lanjut dari Tim Restrukturisasi Garuda. "Hari ini (Selasa--red) kita sudah mengirimkan surat kepada CEO Garuda Indonesia, Emirsyah Satar termasuk surat tembusannya kepada Menneg BUMN," kata Kepala Hubungan Eksternal, Rajawali Grup, Fritz E. Simanjuntak kepada ANTARA News. Fritz menjelaskan, isi surat tersebut prinsipnya menyatakan keseriusan Rajawali masuk ke Garuda Indonesia sebagai mitra strategis. "Kita berharap Rajawali segera bertemu dengan Tim Restrukturisasi Garuda untuk mendengarkan proses dan syarat-syarat yang akan ditetapkan," ujarnya. Dalam mengatasi kesulitan likuiditas perusahaan penerbangan "pelat merah" itu, pemerintah dan manajemen Garuda sepakat mencari investor strategis. Terkait hal itu, Menneg BUMN Sugiharto pernah menjelaskan, salah satu dari empat hingga lima opsi dalam rangka restrukturisasi utang Garuda adalah membuka terhadap strategic partnerships investor. Kondisi keuangan Garuda saat ini cukup mengkhawatirkan, karena memiliki utang senilai 791 juta dolar AS, terdiri atas 510 juta kepada Export Credit Agency (ECA), 130 juta dolar AS ke pemegang surat utang (promissory notes) berbasis di Singapura, sisanya ke Bank Mandiri, PT AP I dan II. Menurut Fritz, untuk masuk menjadi mitra di perusahaan flag carrier itu, Rajawali akan menggandeng perusahaan asing. "Kita akan bekerjasama dengan pihak asing. Namun, karena alasan kerahasiaan nama perusahaan yang akan menjadi calon investor itu belum dapat diungkapan sebelum ada perkembangan lebih lanjut," ujar Fritz. Sebelumnya diberitakan, calon investor yang berminat masuk Garuda beragam seperti perusahaan penerbangan, perusahaan jasa keuangan, maupun investor perorangan yang berbasis di Asia, Eropa, Timur Tengah maupun dari Amerika Utara. Sejumlah nama yang disebut-sebut berminat masuk Garuda yaitu Lutfhansa Airlines, Air Canada, Thai Airways, dan Texas Pacific Grup yang diinformasikan akan berkoalisi dengan Rajawali. Saat ini, Rajawali Grup milik konglomerat Peter Sondakh memiliki sejumlah perusahaan antara lain PT Semen Gresik Tbk 24,9 persen, PT Bentoel Internasional Tbk 40,77 persen, PT Excelcomindo Pratama Tbk 15,97 persen. Selain itu juga mengelola PT Metropolitan Retailmart pemilik Metro Dept Store, PT Karya Agung Kisma Lestasri, Hotel Sheraton Laguna Nusa Dua, PT Express Transindo Utama, Perusahaan Farmasi Guardian. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007