New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia sedikit berubah pada Kamis (Jumat pagi WIB) karena para pedagang khawatir tentang kembali melimpahnya pasokan global sehari setelah reli kuat didorong oleh perburuan harga murah dari kemerosotan sebelumnya.
Pasar melonjak pada Rabu setelah Departemen Energi Amerika Serikat mengatakan stok minyak mentah komersial negara itu meningkat lebih rendah dari yang diperkirakan minggu lalu, dan pasokan beberapa produk minyak bumi telah menurun.
Selain itu, Federal Reserve memberikan pandangan yang lebih baik tentang ekonomi Amerika Serikat dan secara jelas menaruh Desember di atas meja untuk kemungkinan kenaikan suku bunga.
Tetapi keuntungan pasar sebagian didorong oleh perburuan harga murah setelah penurunan harga baru-baru ini, kata beberapa analis.
Untuk Carl Larry dari Frost & Sullivan, ada kecenderungan ke arah investasi minyak, karena lindung nilai memilih bermain di minyak ketimbang mata uang. Saya pikir di situ ada keinginan datang."
Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik tipis 12 sen menjadi menetap di 46,06 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan global minyak, minyak mentah Brent North Sea, untuk pengiriman Desember jatuh ke 48,80 dolar AS per barel, turun 25 sen dari penutupan Rabu.
Kontrak berjangka keduanya stabil setelah WTI bertambah lebih dari enam persen dan Brent hampir lima persen pada Rabu.
"Kami melihat kelebihan pasokan secara fisik yang sedang berlangsung sebagai masalah mendasar penting, dengan tingkat produksi tinggi Rusia dilaporkan hari ini sebagai salah satu bagian dari total," kata Tim Evans dari Citi Futures.
"Produksi OPEC adalah masalah utama lainnya dalam pandangan kami, dan sepertinya produksi Irak terus di atas 4,0 juta barel per hari, sebagai bagian dari total itu," kata Evans seperti dilansir kantor berita AFP.
Jika sanksi Iran dicabut, ia mengatakan, itu akan menambah total OPEC dan "mempertahankan surplus hingga 2016, setidaknya dengan tidak adanya pergeseran dalam kebijakan OPEC." (Uu.A026)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015