Jakarta (ANTARA News) - Aparat TNI Angkatan Laut terus melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir di Jakarta, termasuk puluhan warga asing yang tidak sempat mengungsikan diri. "Kami masih fokuskan penyisiran di kawasan Kelapa Gading yang masih terendam banjir hingga ketinggian satu setengah meter. Selain warga asing, masih banyak warga setempat yang terjebak," kata Komandan Komando Pasukan Katak (Kopaska) Komando Armada RI Kawasan Barat, Letnan Kolonel Irawan, ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan di kawasan Kelapa Gading Jakarta Timur terdapat puluhan warga asing, khususnya Filipina dan Singapura. Sejak Senin (5/2) Kopaska dan pasukan Intai Amfibi (Taifib) Korps Marinir telah mengevakuasi tujuh orang warga asing dan belasan warga Indonesia yang terjebak di kawasan itu. "Penyisiran dan evakuasi terus dilakukan hingga hari ini, karena masih banyak warga yang masih terjebak di kawasan itu. Mereka untuk sementara akan diungsikan ke Posko Bisilia, yang didirikan warga setempat," kata Irawan. Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat, Laksamana Muda TNI Muryono, mennjelaskan untuk penanganan bencana banjir di Jakarta dan sekitarnya, TNI AL membentuk satuan tugas Marinir di wilayah Selatan dan Timur, satuan tugas Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III Jakarta di Utara dan Barat serta satuan tugas khusus yang terdiri atas pasukan elite TNI AL, seperti Kopaska dan Taifib untuk menembus daerah dengan ketinggian dan deras. Untuk penanganan banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, TNI AL mengerahkan 648 personel, 62 sekoci karet dan 61 truk untuk membantu evakuasi, penyelematan warga dan distribusi logistik. Ia mengatakan banyak warga yang terjebak banjir karena mereka enggan meninggalkan tempat tinggalnya, sehingga menyulitkan aparat untuk mengevakuasi dan mendistribusikan bantuan. "Kalau saja mereka mau berkumpul di satu tempat yang aman, katakanlah posko dan kamp pengungsian yang kita sediakan, maka akan lebih mudah bagi kami untuk menangani mereka terutama dalam hal bantuan makanan, kesehatan dan lainnya," ujarnya. Pengungsi korban banjir, khususnya anak balita dan lanjut usia, mulai terkena diare, demam, batuk, flu, dan gatal-gatal. Kurang memadainya sanitasi dan tidak tersedianya air bersih, menambah potensi merebaknya berbagai penyakit pasca-banjir besar di Jakarta sekarang. (*)
Copyright © ANTARA 2007