Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, mengratiskan tiket bus air Senapelan, pada hari pertama peluncuran, Kamis (29/10).

"Hari ini 100 tiket gratis kami bagikan ke masyarakat yang akan menggunakan transportasi sungai bus air Senapelan," ungkap Kepala Dinas Perhubungan Pekanbaru, Arifin Harahap, Kamis, di Pekanbaru.

Harahap menyebutkan, tiket gratis ini sengaja dibagikan di loket pelabuhan Sungai Duku, untuk mempromosikan dimulainya operasional transportasi massal air Sungai Siak.

"Ini akses khusus bagi masyarakat pinggiran sungai Siak yang selama ini mengandalkan jalan darat kalau hendak ke kota Pekanbaru," kata dia.

Selain memperkenalkan, sebutnya lagi hari pertama peluncuran bus juga dijadikan ajang uji coba dan berapa lama perjalanan yang akan ditempung pada rute yang sudah ditetapkan.

Dia berharap, bus ini akan membuka akses baru bagi pemukiman penduduk di pedalaman Sungai Siak.

"Kami menginginkan perekonomian warga setempat akan lebih maju, khususnya Okura dan Melebung dengan adanya bus air ini," tutur Firdaus.

Ia menambahkan terhitung esok rute perjalanan bus air Senapelan kembali normal dan menggunakan tiket seharga Rp15.000 pulang pergi (PP).

rencananya hari pertama operasional bus akan melayani dua kali perjalanan. Karena untuk melihat animo permintaan masyarakat terhadap bus air.

"Sekali berangkat kapasitas bus air air Senapelan hanya 50 penumpang, ditambah enam petugas operator dan nahkoda," kata dia.

Bus air Senapelan ini hibah dari Kementerian Perhubungan bagi Kota Pekanbaru, pada 2014, dengan daya tampung 50 penumpang, dengan sebahagian fasilitas ruangan AC dan non AC.

Untuk pelayanan Pemko harus memberikan subsidi buat tiket sekitar Rp25.000.

Fatimah, salah seorang warga Okura, saat dijumpai menggunakan bus air Senapelan senang dengan fasilitas penumpang ini. Karena kalau lewat darat biaya yang dikeluarkan naik ojek mencapai Rp25.000/kepala.

"Lewat darat sebenarnya lebih cepat, tetapi dengan bus air ini ada pengalaman juga," ujarnya.

Pewarta: Netty Mindrayani/Vera Lusiana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015