Pembicaraan tersebut ditujukan untuk menguji keinginan Rusia dan Iran, pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad dan pemerintahnya, mendukung kesepakatan perdamaian, katanya dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh timpalannya dari Inggris Philip Hammond.
Hammond mengatakan pembicaraan dua hari tersebut juga akan fokus pada masa depan Presiden Suriah Bashar al-Assad, salah satu masalah inti yang akan menentukan masa depan yang bisa diharapkan oleh negara yang dicabik perang itu.
Pada 23 Oktober, menteri luar negeri Rusia, Amerika Serikat, Arab Saudi dan Turki mengadakan pembicaraan mengenai penyelesaian krisis Suriah di Wina, dan sepakat mengadakan pertemuan lagi pekan ini dengan lebih banyak peserta dari negara utama dan regional.
Pada Rabu pagi, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengkonfirmasi negaranya akan menghadiri pembicaraan tersebut.
Konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 250.000 orang dan membuat 11 juta orang kehilangan tempat tinggal, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015