Rupiah masih dipengaruhi oleh faktor global
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 52 poin menjadi Rp13.550 dibandingkan posisi sebelumnya pada angka Rp13.498 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa dolar AS kembali bergerak menguat terhadap serangkaian mata uang utama dunia setelah bank sentral Amerika Serikat membuka kemungkinan untuk menaikan suku bunga acuannya di bulan Desember mendatang.
"Bank sentral AS mempertahankan suku bunga acuannya di level 0,25 persen sesuai dengan perkiraan, namun mereka mengambil langkah yang tidak biasa dengan menyatakan indikator kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya akan menghilangkan referensi perkembangan situasi global terhadap aktivitas perekonomian di AS," katanya.
Ia menambahkan bahwa hasil pemungutan suara pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Oktober juga menunjukkan hanya minoritas anggota yang menolak keputusan menaikan suku bunga.
Kendati demikian, menurut dia, potensi pembalikan arah mata uang rupiah masih terbuka mengingat proyeksi kenaikan suku bunga acuan AS terjadi pada bulan Desember mendatang, sehingga investor di pasar uang masih mempunyai kesempatan untuk masuk sejenak ke aset berdominasi rupiah.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa di tengah berbagai spekulasi yang muncul investor cenderung mengambil langkah aman dengan tetap mengakumulasi dolar AS, situasi itu yang menekan nilai tukar rupiah.
"Rupiah masih dipengaruhi oleh faktor global. Namun, potensi penguatan mata uang rupiah masih tetap ada seiring dengan langkah pemerintah yang cukup agresif mengantisipasi sentimen perlambatan ekonomi global dengan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015