"Komisasioner Tinggi mengatakan krisis ini sangat berbahaya sebab ini adalah konfrontasi yang sebagian menarik mekanisme emosi manusia yang paling mudah terbakar: ketakutan," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat pada Rabu (28/10).
"Rasa takut harus dipudarkan oleh kebijaksaan," kata Komisioner Tinggi tersebut dan menambahkan bahwa "Proses perdamaian Timur Tengah sekarang harus diaktifkan kembali dengan tujuan yang tak pernah ada sebelumnya."
Menurut Kantor PBB Urusan Hak Asasi Manusia (OHCHR), gelombang kerusuhan terkini menewaskan 58 orang Palestina dan 11 orang Israel, dan melukai 2.100 orang Palestina serta 127 orang Israel.
Di Jenewa pada Rabu, Komisioner Tinggi bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Dewan Hak Asasi Manusia yang berpusat di Swiss.
"Tak peduli seberapa besar keberatan kedua pihak, kekerasan tak bisa menjadi jawaban," kata Komisaris Tinggi tersebut seperti dikutip kantor berita Xinhua.
Komisioner Tinggi lebih lanjut menyatakan bahwa "bencana" menjadi makin mungkin terjadi akibat "masalah yang paling sensitif" status quo sehubungan dengan wilayah pendudukan Yerusalem Timur, dan khususnya situs yang oleh Muslim dikenal dengan nama Al Aqsa (Al-Haram Asy-Syarif) dan Temple Mount (Bukit Knisah)oleh orang Yahudi menurut juru bicara PBB.
Dalam pernyataannya, Presiden Abbas mengatakan situasi saat ini membutuhkan "campur tangan kuat dan menentukan dan mengharuskan PBB, negara anggotanya dan semua lembaganya memikul tanggung-jawab mereka sebelum sangat terlambat".
Menurut Abbas, perdamaian dan kestabilan tidak akan bisa dicapai kecuali pendudukan Israel diakhiri dan negara Palestina merdeka didirikan.
Menegaskan kembali peran penting Dewan Hak Asasi Manusia dan perlunya Israel mematuhi semua resolusi serta hukum internasional yang lebih luas, Abbas juga menggarisbawahi apa yang dia sebut sebagai peran utama yang dipikul oleh Komisioner Tinggi Zeid untuk mencari pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki.(Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015