Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Udara Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mulai membaik ditandai dengan berkurangnya kepekatan asap setelah hujan terjadi di sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir.
"Alhamdulillah udaranya mulai terasa segar meski masih ada asap tipis. Mudah-mudahan saja hujan makin sering sehingga kebakaran lahan benar-benar padam," kata Salbi, warga Sampit, Rabu.
Pantauan di lapangan, cuaca di Sampit sejak pagi sampai siang cukup bersih meski langit biru tetap belum terlihat. Tiupan angin cukup kencang dan udara terasa dingin sehingga tidak berlebihan jika masyarakat berharap hujan kembali turun.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, pantauan pada Rabu pagi, titik panas di Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan dan Seruyan, nihil titik panas. Kondisi ini seolah sejalan dengan kondisi asap yang jauh berkurang.
Jarak pandang mendatar yang terdata sepanjang pagi hingga siang juga cukup bagus, yaitu antara 800 hingga 1000 meter. Ini jauh lebih baik dibanding saat kondisi parah, jarak pandang hanya berkisar 10 hingga 300 meter.
Meski begitu, semua pihak diingatkan tetap waspada karena kabut asap masih berpotensi terjadi. Kebakaran gambut sudah terjadi hingga beberapa meter di dalam tanah sehingga curah hujan saat ini belum tentu memadamkan api di dalam tanah.
"Titik panas nihil itu mungkin karena satelit tidak dapat menembus ke lapisan gambut yang tebal. Curah hujan yang turun beberapa hari ini hanya memadamkan api di atas permukaan. Satelit hanya dapat mengambil gambar di permukaan tanah, jadi api yang ada di dalam tanah tidak terdeteksi," kata Kepala BMKG Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni.
Yulida mengajak seluruh masyarakat berdoa agar Tuhan menurunkan hujan. Apalagi, saat ini tim gabungan cukup kesulitan memadamkan api karena lokasi kebakaran sangat jauh dan sulit dijangkau, sementara pemadaman melalui jalur udara sering terkendala jarak pandang.
Sementara itu, meski asap jauh berkurang, pemerintah daerah tetap menyiagakan rumah oksigen dan rumah singgah yang sudah didirikan di beberapa lokasi. Kesiagaan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan asap kembali bertambal pekat.
Pewarta: Norjani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015