Jakarta (ANTARA News) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah perusahaan yang akan melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) sebanyak 35 emiten pada 2016.
"Target itu lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang sebanyak 22 perusahaan. Target 2016 itu dilakukan berdasarkan pertimbangan sudah adanya pemulihan indikator perekonomian di tahun 2016 mendatang, sehingga meningkatkan minat dan keyakinan untuk menghimpun pendanaan dari pasar modal," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2016 yang diasumsikan BEI, indikator makro ekonomi di 2016 diantaranya pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,3 persen, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) di level 7,5 persen, laju inflasi di kisaran empat plus minus satu persen, serta rata-rata nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp13.900 per dolar AS.
"Pelaksanaan paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah diperkirakan berjalan efektif di 2016 sehingga akan menjadi katalis positif pada peningkatan aktivitas perekonomian domestik yang akan diikuti oleh peningkatan keyakinan investor terhadap pasar modal," katanya.
Selain IPO, lanjut dia, BEI juga memperkirakan terdapat 51 emisi obligasi korporasi. Penetapan jumlah itu dilakukan berdasarkan asumsi bahwa nilai emisi yang dicatatkan pada 2016 adalah sebesar Rp49,960 triliun dengan rata rata nilai penerbitan per emisinya sebesar Rp960 miliar, meningkat sekitar empat persen dibandingkan target 2015.
"Diharapkan pada 2016 yield obligasi tetap stabil karena adanya upaya pemerintah menjaga stabilitas Surat Berharga Negara (SBN), sehingga mendorong stabilitas cost of fund obligasi yang cukup menarik untuk emiten kembali menerbitkan obligasi baru atau melakukan refinancing atas surat utang yang sudah jatuh tempo," kata Tito Sulistio.
Tercatat, realisasi obligasi sampai dengan 27 Oktober 2015 adalah sebanyak 41 emisi senilai Rp53,99 triliun dan terdapat 13 emisi obligasi dalam proses senilai Rp7,7 Triliun.
Dalam kesempatan itu, Tito Sulistio juga mengatakan bahwa BEI akan terus berupaya untuk memperkuat peran dari Anggota Bursa sehingga kegiatan di bidang pasar modal dapat berjalan dengan lebih optimal sehingga turut mendorong peningkatan jumlah investor.
"BEI telah menyiapkan serangkaian program seperti kampanye Yuk! Nabung Saham, pembukaan rekening saham bagi karyawan emiten, dan penyebaran informasi mengenai pasar modal dan aktivitas bursa efek yang lebih efisien melalui TV Bursa," ucapnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015