... intensitas hujan mulai bagus...Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menilai kondisi cuaca sudah lumayan baik untuk memancing hujan buatan. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Pandjaitan, menyatakan hal itu di Jakarta, Rabu.
Dia katakan, dibutuhkan kerja sama aktif dari BMKG dan BPPT dalam membuat hujan buatan di beberapa daerah yang api dan asapnya masih tergolong parah.
Hujan buatan dibuat dengan cara menebar partikel garam memakai pesawat udara di kumpulan-kumpulan awan yang mengandung kelembaban cukup. Partikel-partikel garam itulah yang akan "mengikat" molekul-molekul air sehingga bisa "jatuh" ke Bumi dalam bentuk butiran hujan.
"Saat ini intensitas hujan mulai bagus, maka dibutuhkan kerja sama aktif dari BMKG dan BPPT untuk pantau ini apabila sudah ada awan langsung saja membuat hujan. Sebelum ini tidak bisa dilakukan karena tidak ada awan," kata Pandjaitan, seusai Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, apabila hujan buatan tersebut aktif dilakukan maka ia memperkirakan tiga sampai empat hari ke depan asap dan api akan berkurang.
"Namun, kalau sudah berkurang, kami tidak akan memberhentikan operasi water bombing karena untuk memadamkan lahan gambut yang sudah ada apinya hingga di bawah tanah," kata luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga mengatakan jangan berpolemik terlebih dahulu terkait rencana DPR membentuk panitia khusus kabut asap.
"Tidak usah berpolemik dulu, kita bisa selesaikan, ini kan masalah kemanusiaan dan kami bisa mengajak teman-teman di DPR untuk melihat sendiri ke sana," katanya.
Menurut Luhut, selama ini semua kementerian sudah terintegrasi dengan baik dalam penanganan kabut asap.
"Mulai dari menteri sosial, menteri kesehatan, dan menteri riset, teknologi dan pendidikan tinggi sudah berkolaborasi dengan baik di bawah menteri dalam negeri. Itu sudah jalan, misalnya penanggulangan bagaimana evakuasi anak kecil yang mengalami ISPA," tuturnya.
Pandjaitan juga menyatakan dirinya sudah melihat sendiri penanganan kabut asap di Jambi, Palembang, dan Banjarmasin di mana semuanya sudah berjalan seperti yang pemerintah rencanakan.
"Saat ini padamnya asap dan api sudah mulai meningkat. Hari ini juga meningkat sejalan dengan alat-alat yang dikirim ke daerah-daerah tersebut. Kepala daerah juga bereaksi dengan baik," ujarnya.
"Saat ini intensitas hujan mulai bagus, maka dibutuhkan kerja sama aktif dari BMKG dan BPPT untuk pantau ini apabila sudah ada awan langsung saja membuat hujan. Sebelum ini tidak bisa dilakukan karena tidak ada awan," kata Pandjaitan, seusai Rapat Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, apabila hujan buatan tersebut aktif dilakukan maka ia memperkirakan tiga sampai empat hari ke depan asap dan api akan berkurang.
"Namun, kalau sudah berkurang, kami tidak akan memberhentikan operasi water bombing karena untuk memadamkan lahan gambut yang sudah ada apinya hingga di bawah tanah," kata luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga mengatakan jangan berpolemik terlebih dahulu terkait rencana DPR membentuk panitia khusus kabut asap.
"Tidak usah berpolemik dulu, kita bisa selesaikan, ini kan masalah kemanusiaan dan kami bisa mengajak teman-teman di DPR untuk melihat sendiri ke sana," katanya.
Menurut Luhut, selama ini semua kementerian sudah terintegrasi dengan baik dalam penanganan kabut asap.
"Mulai dari menteri sosial, menteri kesehatan, dan menteri riset, teknologi dan pendidikan tinggi sudah berkolaborasi dengan baik di bawah menteri dalam negeri. Itu sudah jalan, misalnya penanggulangan bagaimana evakuasi anak kecil yang mengalami ISPA," tuturnya.
Pandjaitan juga menyatakan dirinya sudah melihat sendiri penanganan kabut asap di Jambi, Palembang, dan Banjarmasin di mana semuanya sudah berjalan seperti yang pemerintah rencanakan.
"Saat ini padamnya asap dan api sudah mulai meningkat. Hari ini juga meningkat sejalan dengan alat-alat yang dikirim ke daerah-daerah tersebut. Kepala daerah juga bereaksi dengan baik," ujarnya.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015