Hari ini saudara-saudara kita di Pulau Sumatera yang menjadi korban kabut asap. Besok-besok tidak tertutup kemungkinan musibah kabut asap akan menimpa masyarakat di SultraKendari (ANTARA News) - Memontum peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2015, diwarnai demo soal musibah kabut asap oleh para aktivis mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Salah satu kelompok aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sultra di Kendari, Rabu mengusung keranda mayat bertuliskan Korban Kabut asap di gedung DPRD Sultra.
Keranda mayat bertuliskan korban kabut asap tersebut diletakkan di teras depan Gedung DPRD Sultra.
Puluhan aktivis GMNI tersebut menuntut pemerintah pusat melalui DPRD Sultra agar serius menangani masalah asap di Indonesia dan menetapkannya sebagai bencana nasional.
"Hari ini saudara-saudara kita di Pulau Sumatera yang menjadi korban kabut asap. Besok-besok tidak tertutup kemungkinan musibah kabut asap akan menimpa masyarakat di Sultra," kata Wandi Wijaksono saat menyampaikan orasinya di gedung DPRD Sultra.
Oleh karena itu kata dia, pemerintah pusat harus bersungguh menangani masalah kabut asap, sehingga jumlah korban meninggal akibat bencana tersebut tidak terus bertambah.
Sementara itu, orator lainnya, Zulzaman mengatakan pada momentum hari Sumpah Pemuda GMNI juga meyuarakan masalah pemadaman listrik di Kota Kendari yang sudah meresahkan masyarakat.
"Pemadaman listrik bergilir hingga berjam-jam, sangat merugikan masyarakat Kota Kendari," katanya.
Selain menderita kerugikan karena sejumlah alat elektonik mengalami kerusakan, juga pekerjaan masyarakat yang menggunakan energi listrik menjadi terganggu.
"Oleh karena itu, kami menuntut DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat untuk meminta keterangan dari pihak PT PLN Cabang Kendari mengapa pemadaman listrik bergilir dilakukan hingga berjam-jam.
Pantauan di Kendari ada empat kelompok massa yang menggelar demo pada hari Sumpah Pemuda tersebut.
Keempat kelompok masa tersebut menyuarakan hal yang sama, yakni penyelesaian masalah kabut asap oleh pemerintah pusat.
Pewarta: Agus
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015