Surabaya (ANTARA News) - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama jenis premium, hingga Selasa sore masih banyak dijumpai di beberapa daerah di Jawa Timur, kendati Pertamina telah memberikan kemudahan pembayaran terhadap sejumlah pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Bahkan antrean BBM jenis premium di sejumlah SPBU di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Tulungagung sudah sangat parah karena kelangkaan itu dimanfaatkan oleh beberapa spekulan.
Para spekulan sudah tidak segan-segan lagi menempatkan jeriken di deretan antrean, kendati membeli BBM di SPBU dengan menggunakan jeriken sudah dilarang.
Antrean puluhan jeriken itu terlihat di SPBU Bandung, SPBU Gandong, SPBU Boyolangu, SPBU Gamping (Kabupaten Tulungagung), SPBU Durenan, dan SPBU Prigi (Kabupaten Trenggalek).
SPBU yang berada di wilayah pinggiran Kabupaten Tulungagung dan wilayah pinggiran Kabupaten Trenggalek itu memang jauh dari pengawasan aparat.
Praktis SPBU-SPBU di wilayah selatan Jawa Timur itu hanya buka dalam hitungan menit. Setelah itu perannya digantikan oleh pedagang bensin dadakan yang bertebaran di sekitar SPBU itu.
"Sampai sekarang kami belum mendapatkan kiriman dari Pertamina," kata Djatmi, petugas pengisian di SPBU Bandung, Tulungagung.
Menurut dia, biasanya setiap hari SPBU tersebut mendapatkan kiriman premium dari Pertamina berkisar antara 8.000-10.000 liter.
"Kemarin dapat setengahnya, sehingga kami hanya bisa melayani penjualan hanya beberapa menit," katanya.
Hal yang sama juga terjadi di SPBU lainnya. "Sejak mobil Pertamina datang, langsung diserbu pembeli. Jadi, hanya dalam beberapa saat bensin langsung habis," kata Slamet, petugas pengisian di SPBU Gondang, Tulungagung.
Bahkan di SPBU Jalan Ahmad Yani, Jember, sebanyak 17.000 liter premium ludes dalam waktu tak lebih dari empat jam. "Dalam empat jam 17.000 liter premium sudah habis diserbu pembeli," kata Taufik, petugas pengisian di SPBU itu.
Ia menganggap, penerepan sistem pembayaran secara "online" yang dilakukan oleh SPBU terhadap Pertamina sejak 2 Januari 2008 sebagai biang dari kelangkaan BBM.
"Biasanya kami bisa menebus empat kali `Delivery Order` (pemesanan) dalam sehari, namun sejak 2 Januari lalu kami hanya mampu menebus dua kali karena adanya sistem baru itu," katanya.
Kelangkaan BBM jenis premium juga terjadi di Kediri, Banyuwangi, dan Jombang selama beberapa hari terakhir. Kondisi ini tidak mempengaruhi harga jual premium di tingkat pengecer.
"Saya tetap menjualnya dengan harga Rp5.500,00 per liter," kata Sayeki, penjual bensin eceran di Desa Sengon, Kecamatan Jombang.
Dia merasa yakin, kelangkaan BBM ini tidak akan terjadi dalam waktu yang relatif lama. "Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kelangkaan BBM ini paling lama berlangsung dua hingga tiga hari ke depan," katanya.
Ia mengaku mendapatkan premium dari SPBU yang masih memilik stok lebih. "Kalau satu SPBU satu kosong, kami mencarinya di SPBU lain. Kalau perlu, saya akan mencarinya hingga ke Mojokerto," katanya.
Pembayaran Kredit
Pertamina Unit Pemasaran V Jawa Timur memberi keringanan berupa pinjaman uang kepada pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mengatasi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya jenis premium selama beberapa hari terakhir ini.
"Agar kelangkaan ini tidak berlarut-larut, maka untuk sementara kami memberikan kredit pembayaran pesanan kepada SPBU," kata Humas Pertamina Unit Pemasaran V Jatim, Eviyanti Rofraida, di Surabaya, Senin (5/1) lalu.
Menurut dia, kelangkaan BBM terutama jenis premium tidak hanya terjadi di Jatim, tapi seluruh wilayah di Indonesia.
"Hal itu dikarenakan adanya gangguan pada sistem online pembayaran SPBU ke Pertamina," katanya menjelaskan.
Oleh sebab itu, lanjut dia, agar kelangkaan tidak berlarut-larut, pihak Pertamina mengeluarkan kebijakan tersebut.
"Biasanya pengiriman BBM dilakukan setelah pihak SPBU menyelesaikan pembayaran pemesanan secara online," katanya.
Ia menjamin, mulai Senin sore ini pasokan BBM sudah normal kembali setelah Pertamina mengeluarkan kebijakan tersebut.
Namun kebijakan itu tampaknya masih dinikmati oleh sejumlah SPBU di Surabaya. Indikasinya, sejak Senin (5/1) sore hingga Selasa malam ini sudah tidak ada lagi antrean pembelian BBM di sejumlah SPBU di Surabaya.
Eviyanti menyebutkan, pasokan BBM di Jatim dalam satu hari mencapai 6.500 kiloliter untuk jenis premium, 5.000 kiloliter (solar), 90 kiloliter (Pertamax), dan 50 kiloliter (Pertamax Plus).(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009