Jakarta (ANTARA News) - Korban banjir yang mengungsi di Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta 2 Februari lalu, pada Senin mendatangi posko medis terdekat dengan keluhan flu, demam, dan gatal-gatal. "Setiap hari jumlah pasien terus bertambah dan keluhannya pun semakin banyak," kata salah seorang perawat dari tim Sampoerna Rescue, Niamah, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan, pihaknya melayani 130 orang warga korban banjir pada hari pertama posko yang didirikan di depan Universitas Borobudur itu dibuka, Sabtu (3/2). Jumlah warga yang mendatangi posko pelayanan kesehatan Sampoerna Rescue ini pun meningkat menjadi 260 orang pada Minggu (4/2). Mereka yang umumnya berasal dari RW IV Kelurahan Cipinang Melayu ini mengungsi di Masjid Ummul Quroh. "Setiap hari kita selalu membuat laporan dan sampai Senin siang yang berobat sudah mencapai 130 orang lebih, diperkirakan jumlahnya terus bertambah. Sakit yang dikeluhkan pada hari pertama dan kedua kebanyakan flu dan demam, tapi hari ini banyak yang mulai merasakan gatal-gatal di kaki karena terlalu lama bertelanjang kaki dan terendam air banjir yang sangat kotor," kata seorang perawat lain, Dewi. Salah seorang warga RT I RW IV yang mengungsi, Sunardi (37), mengeluhkan minimnya air bersih sehingga membuat para pengungsi tidak bisa mandi dan membasuh kaki yang terendam banjir. Pompa air listrik di masjid tempat ia dan banyak warga lain mengungsi pun tak bisa digunakan karena PT PLN memadamkan aliran listrik padam sejak banjir menerjang wilayah Jakarta Timur, katanya. "Kami sangat membutuhkan air bersih. Terutama untuk mandi dan mencuci. Air yang ada di masjid tidak mengalir sejak banjir melanda. Kalau toh mengalir hanya sedikit dan sangat keruh," katanya. Pengungsi lainnya, Zaenab (39), mengaku terpaksa memasak makanan dengan air hujan karena minimnya air bersih. Nasib baik, katanya, menghampiri dirinya dan pengungsi lain ketika tim relawan datang dan memberikan batuan air minum kemasan dan nasi bungkus. "Kalau makanan dan minuman mulai Minggu sudah terdistribusi dengan baik, tapi masalah air bersih sampai sekarang belum teratasi. Anak saya yang paling kecil (delapan bulan,red)tidak mandi, kalau mulai berkeringat dia selalu menagis mungkin karena badannya gatal-gatal," katanya. Terkait dengan masalah kesehatan yang dialami para pengungsi, ketua tim Sampoerna Rescue, Fajar Kurniawan, mengatakan, pihaknya telah menyiagakan satu orang dokter dan dua orang perawat, serta stok obat-obatan dalam jumlah yang cukup. Posko serupa, katanya, juga didirikan di Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Pejompongan, Jakarta Pusat.Selain itu, pihaknya juga mendirikan dapur umum, tenda hunian sementara, dan bantuan evakuasi, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007