Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan Provinsi DKI Jakarta berpotensi mengalami deflasi pada Oktober 2015, setelah pada bulan sebelumnya inflasi 0,01 persen.
"Oktober bisa deflasi. Karena sebelumnya yang bikin naik (inflasi) kan transportasi udara, sekarang avtur sudah turun. Beras juga relatif stabil, stoknya sudah dijaga 3 ribu ton per hari," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Jakarta Doni P Joewono saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Selasa.
BI sendiri sebelumnya memperkirakan pada Oktober 2015 akan mengalami deflasi 0,07 persen.
Berdasarkan rilis survei pemantauan harga (SPH) BI pada minggu kedua Oktober 2015, terindikasi penurunan harga pada komoditas utama Jakarta.
Memasuki pertengahan Oktober, komoditas pangan utama yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam, telur ayam, cabai merah dan daging sapi.
Harga daging ayam masih mengalami penurunan disebabkan oleh berlimpahnya pasokan dari produsen. Pasokan daging sapi relatif stabil, seiring dengan peningkatan kuota impor untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Adapun cabai merah juga mengalami penurunah harga seiring dengan terjaganya pasokan serta permintaan yang cenderung stabil. Sedangkan harga beras yang sempat mengalami peningkatan pada bulan sebelumnya saat ini cenderung stabil dengan potensi menurun akibat penambahan pasokan di Jakarta.
"Tekanan pada kelompok volatile food sebagai dampak dari anomali cuaca El-Nino tidak sebesar yang diprediksi sebelumnya," ujar Doni.
Sementara itu, tekanan dari inflasi inti berasal dari komoditas emas perhiasan yang mengalami tren peningkatan harga mengikuti harga emas dunia.
Hasil SPH minggu kedua menunjukkan tekanan inflasi Oktober 2015 lebih rendah dari September 2015 yakni deflasi 0,08 persen.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015