Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar 19 poin menjadi Rp13.629 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.648 per dolar AS.
"Rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS setelah sempat tidak bergerak pada sesi awal perdagangan tadi. Dolar AS berada di bawah tekanan seiring data penjualan rumah di Amerika Serikat yang turun sehingga mengurangi keyakinan investor bahwa Bank Sentral AS akan memudar," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa.
Ia menambahkan pelaku pasar memproyeksikan suku bunga acuan bank sentral Amerika akan dipertahankan di level rendah pada rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang sedianya akan dilaksanakan pada pekan ini.
"Jika hasil rapat FOMC sesuai dengan proyeksi pasar maka potensi dolar AS kembali mengalami pelemahan kembali terbuka," katanya.
Kendati demikian, ia mengharapkan Bank Sentral Amerika Serikat dapat segera mengeluarkan keputusan mengenai kepastian waktu kenaikan suku bunga acuannya agar investor dapat menyesuaikan posisi investasinya di negara berkembang.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan, investor pasar uang diharapkan tetap waspada di tengah harga komoditas dunia yang masih berada dalam tren pelemahan yang dapat memberikan sentimen negatif laju mata uang rupiah.
"Secara tren, laju rupiah masih mencoba untuk bertahan di area positif. Namun, kondisi global yang belum kondusif dapat membalikkan arah pergerakan rupiah. Diharapkan sentimen FOMC pada pekan ini direspon baik oleh pelaku pasar sehingga tidak memicu pembalikan arah melemah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015