Sederet tanya menerpa manajer berjuluk The Special One itu, apakah Chelsea akan memecat Mourinho yang pernah meraih predikat sebagai manejer tersukses dalam perjalanan sejarang Premier League? Apakah Roman Abramovich sebagai pemilik klub pada akhirnya mendepak pelatih berkebangsaan Portugal itu hanya dalam hitungan 10 laga selama musim kompetisi ini?
Pertanyaan-pertanyaan itu ditulis dalam laman Daily Telegraph dengan mencatat bahwa Chelsea telah kebobolan 19 gol, memasukkan 15 gol, dan sampai pekan kesepuluh terdampar di peringkat kelima belas klasemen sementara Premier League musim 2015/16.
Torehan itu jelas-jelas membawa kubu Stamford Bridge dalam situasi krisis selama menjalani ziarah di planet sepak bola. Situasi eksistensial itu menekan Mourinho. Situasi makin runyam lantaran penampilan sejumlah pemain Chelsea diterpa problem.
Cesc Fabregas tampil tanpa gairah, Diego Costa tidak bertaji bahkan mengalami kelebihan berat badan, sementara performa Nemanja Matic mengecewakan, ditambah penampilan di bawah standar dari John Terry.
Semua krisis itu tidak lepas dari tanggungjawan Mourinho sebagai manajer Chelsea. Semua telunjuk kini terarah kepada Mou.
Masih segar dalam ingatan ketika Mourinho kembali ke London pada 2013, ia memproklamasikan diri sebagai "The Happy one". Kini, hanya dalam hitungan dua pekan, predikat itu dirasa hampa karena yang ada kini frustrasi, kemarahan dan keinginan menyalahkan pihak lawan.
Ketika berada di ambang pemecatan, publik langsung teringat ketika Mourinho berlaku sewenang-wenang terhadap physioterapis Chelsea Eva Carneiro. Bahkan The Special One terancam hukuman denda dari asosiasi sepak bola Inggris (FA) lantaran ia diusir dari arena bangku cadangan ketika Chelsa kalah 1-2 dari West Ham dalam laga Sabtu (24/10).
Laman Daily Star menulis bahwa Abramovich dikabarkan berkeinginan memboyong manajer Bayer Muenchen Pep Guardiola ke Chelsea menggantikan Mourinho.
Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015