Jakarta (ANTARA News)- Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin, berjalan lambat dan menurun, sehubungan banjir yang melanda ibukota Jakarta masih mempengaruhi aktivitas pelaku pasar, kata analis PT Bhakti Capital Indonesia, Budi Ruseno, Senin. "Banjir mengakibatkan pialang tidak sepenuhnya melakukan aktifitas. Hal ini akan terus terjadi paling tidak hingga sampai kondisinya normal, mungkin pertengahan pekan ini," katanya kepada ANTARA. Melambatnya perdagangan ini dapat terlihat dari transaksi pada Senin sesi pagi yang hanya sebanyak 8.451 kali, dengan volume 572,631 juta saham dan nilai Rp485,494 miliar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pagi ini ditutup melemah 6,437 poin atau 0,36 persen berada di level 1.773,944 dan indeks LQ45 terkoreksi 1,298 poin atau 0,34 persen ke level 380,625. Budi memprediksikan perdagangan akan berjalan lamban pada awal pekan ini atau hingga banjir yang melanda Jakarta mulai surut. "Banjir yang melanda Jakarta selama beberapa hari terakhir meyebabkan perdagangan saham melambat," tambahnya. Selain itu, lanjutnya, lambatnya perdagangan saham juga disebabkan para pialang yang masih menunggu hasil sidang Dewan Gubernur Bank Indonesia tentang penurunan BI rate. "Selain menunggu hasil sidang, mereka juga tengah menunggu laporan data inflasi bulan Januari, sehingga volume menjadi kecil," katanya. Sementara itu, kata Budi, menyinggung tentang kemungkinan penurunan BI rate masih bisa. "BI rate bisa turun, asal tidak dipaksakan dan tidak lebih dari 25 basis poin menjadi 9,25 persen," harapnya. Dengan daya beli masyarakat yang masih rendah, penuruan BI rate yang drastis akan mempengaruhi para investor, katanya. "Investor akan lari ke ke mata uang lain yang lebih menguntungkan. Dengan demikian posisi kita makin sulit," kata Budi. Menurut dia, agar sektor riil tetap berjalan, pemerintah sebagai pemilik saham di sejumlah bank harus menggunakan "kekuasaannya" untuk menekan suku bunga perbankan. "Pemerintah dapat memberikan instruksi untuk menekan suku bunga karena pemerintah memiliki hak itu. Dengan demikian para pengusaha dapat melakukan ekspansi dan sektor riil dapat bergerak," katanya. Pada perdagangan Senin pagi ini, saham yang mengalami penurunan mendominasi pasar, dimana mencapai 65 dibanding yang naik sebanyak 37 dan 38 bergerak datar. Penurunan indeks dipimpin oleh anjloknya saham Tambang Timah (TINS), Bank Mandiri (BMRI) dan Kawasan Jababeka (KIJA). TINS terkoreksi RpRp100 menjadi Rp7.850, BMRI menurun Rp25 ke harga Rp2.575 dan KIJA merosot Rp4 ke posisi Rp182. Sementara saham unggulan lainnys, seperti Telkom (TLKM) dan Astra Internasional (ASII) bergerak stagnan. TLKM tertahan di harga Rp9.550 dan ASII di Rp15.100. (*)
Copyright © ANTARA 2007