London (ANTARA News) - Tindakan militer terhadap Iran untuk menghentikan program nuklirnya akan "sangat berbahaya" dan "kontra-produktif", ungkap laporan independen Inggris yang terbit Senin.
Laporan itu menyimpulkan bahwa solusi diplomatik harus diperjuangkan secara "gigih" dan Inggris dengan Perdana Menteri Tony Blair bisa memainkan peranan utama dalam memecahkan jalan buntu dengan menekan Amerika Serikat, "hanya dengan perjanjian langsung AS-Iran, kesepakatan dapat dicapai."
Para penyusun laporan antara lain badan amal pembangunan Oxfam, "Foreign Policy Centre" yang merupakan lembaga pemikir Blairite (sebutan untuk para pendukung Blair), serta tiga serikat buruh terbesar Inggris yaitu Unison, Amicus dan GMB.
Penyusun lainnya adalah organisasi-organisasi keagamaan seperti Dewan Muslim Britania, dan Pax Christi, lembaga internasional amal Kristen kontra-perang.
"Aksi militer apapun bisa berakibat sangat kontra-produktif serta sangat berbahaya. Pemecahan diplomatik atas persoalan nuklir Iran harus gigih diperjuangkan," ungkap laporan itu, seperti dikutip AFP.
Laporan itu menuliskan beberapa akibat negatif aksi militer, termasuk secara paradoksal memperkuat "ketetapan hati rezim Iran untuk memiliki senjata nuklir" dan kemungkinan Iran keluar dari perjanjian non-Proliferasi.
Menurut para penulisnya, akibat lain yang mungkin adalah "radang" perang melawan teror, serta kemungkinan Uni Eropa yang bergantung pada Iran untuk pasokan energi, "akan merasa terjepit bahkan mengalami resesi."
Lebih lanjut, laporan itu minta Inggris menggunakan pengaruh diplomatiknya kepada AS "untuk menganjurkan adanya perjanjian AS secara langsung" yang sangat penting untuk memecahkan situasi saat ini.
Disebutkan pula "tidak bisa dikatakan bahwa usaha diplomasi sudah dijelajahi sepenuhnya jika pembicaraan langsung Iran dengan AS belum terjadi." (*)
Copyright © ANTARA 2007