Borobudur, Jateng (ANTARA News) - Sebanyak tiga pelukis bercerita tentang simbolisasi daun melalui pameran bersama karya mereka bertajuk "The Story of Leaf" di kawasan Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, selama 24 Oktober 2015 hingga 10 Januari 2016.

Pameran yang berlangsung di Tingal Laras Art House and Homestay Dusun Tingal Wetan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang dan dibuka pada Sabtu (24/10) malam itu, dengan kurator pengajar Fakultas Seni Rupa Insitut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Mikke Susanto.

Para pelukis dari Magelang yang memamerkan sekitar 27 karya bertema dedaunan itu, Easting Medi, M. Aidi Yupri, dan Nurfuad. Hadir saat pembukaan pameran yang dimeriahkan dengan sejumlah pementasan kesenian, antara lain para penikmat seni dan seniman, terutama di kawasan Candi Borobudur.

Mikke mengatakan umumnya pelukis sebelum mereka merespons daun sebagai objek karyanya secara apa adanya atau naturalis, sedangkan tiga pelukis muda tersebut menjadikan daun sebagai simbolis dalam karya-karyanya.

"Daun memang menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Pameran ini dilatari akan kehidupan masing-masing seniman yang terkait dengan dedaunan," ujarnya.

Ketiga pelukis itu, katanya, memiliki cara pandang dan ide yang berbeda terhadap daun, tetapi ujungnya sama, yakni menerima daun sebagai suatu benda simbolis.

Ia mengemukakan mereka tidak mengamatkan daun sebagaimana takdirnya, akan tetapi daun berubah menjadi sarana untuk mengisahkan kehidupan di luar persoalan daun itu sendiri.

Ia menyebut ide karya-karya Aidi terkait dengan lingkungan dan telaah tentang sikap-sikap manusia terhadap alam.

"Banyak karyanya yang menggambarkan hubungan bebatuan, langit, objek tertentu, teks berupa huruf dan tentu saja, dedaunan," katanya.

Nurfuad, katanya, banyak menggunakan daun sebagai medium untuk membentuk figur manusia, terutama daun pohon jati.

Berbagai lukisan yang bergaya realis-simbolik itu, katanya, menawarkan gagasan untuk memperlakukan daun secara semena-mena.

"Konsep visualisasi adalah metamorfosis. Secara lanjut, lukisan-lukisan Nurfuad akan lebih kaya bila disenyawakan dengan konsep daun secara historis maupun mitologis," katanya.

Ia menyebut Easting Medi mengkhususnya diri pada tema daun bodi. Hal itu tidak lepas dari kehidupannya sejak kecil sebagai warga sekitar Candi Borobudur.

Berbagai karyanya, katanya, lebih menyuarakan ihwal romatika masa lalu yang terkait dengan tradisi. Nilai-nilai kebajikan dalam prosesi tradisi tersebut tentu terasa.

"Daun-daun bodi yang dilukiskan Medi tengah rontok di antara relief-relief candi. Hal ini bisa menandakan dua hal, yakni nilai-nilai kebajikan semakin membumi, atau sebaliknya secara perlahan-lahan pudar, seiring zaman yang kian kompleks, karena ulah manusia," katanya.

Karya Medi yang dipamerkan antara lain berjudul "The Silent of Buddha" dan "Morning Life", Aidi Yupri antara lain "Panorama of Mind" dan "Prasasti Hidup", Nurfuad antara lain "Inspirator" dan "Panorama Kedamaian".

Pewarta: M Hari Atmoko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015