Jakarta (ANTARA News) - Warga Rawa Jati, Kelurahan Pancoran, Jakarta Selatan, yang menjadi korban banjir, Minggu, marah karena tempat tinggal mereka yang sudah terendam air dijadikan tontonan masyarakat sekitar yang tak mengalami bencana. Berdasar pantauan ANTARA, ribuan anggota masyarakat memadati lokasi banjir di RT 1, 2, dan 3, RW 07 Rawa Jati. Sebagian dari mereka bukan korban banjir, malainkan warga sekitar yang datang hanya ingin melihat kondisi lokasi banjir. Tidak jauh dari lokasi kerumunan, warga korban banjir sedang mengelompokkan bantuan untuk selanjutnya dibagikan kepada yang membutuhkan. Proses pengelompokan bantuan sedikit terganggu dengan kehadiran warga lain yang ingin menonton. Beberapa kali warga Rawa Jati berteriak untuk memperingatkan agar tidak menonton karena hanya akan menghambat proses pembagian bantuan. Bahkan, sejumlah warga sempat berdiri untuk menghalau "penonton" banjir secara paksa. "Kalau hanya mau nonton mendingan tidak usah, kalau mau bantu silakan," kata Adi, warga RT 01 Rawa Jati kepada ANTARA. Keadaan semakin ramai ketika masyarakat bersikeras mendekat dan menerobos pembatas yang berjarak sekitar 100 meter dari genangan air. Hal itu, memaksa aparat kepolisian turun tangan untuk memberi pengertian kepada warga yang hanya menonton. Sempat terjadi ketegangan ketika seorang warga yang terkena korban banjir diusir dari lokasi. Namun hal itu segera mereda setelah dilakukan dialog. Kesulitan untuk memberi kesadaran warga yang hanya menonton itu dibenarkan Komisaris Polisi Sambodo juga berada di lokasi banjir. Hal itu karena sulit membedakan penduduk yang menjadi korban dan penduduk pendatang. Sebenarnya, katanya, bisa dilakukan pemeriksaan KTP, tetapi hal itu akan memakan waktu dan menyita perhatian polisi yang seharusnya juga membantu penyaluran bantuan. Namun demikian, dia menegaskan akan tetap membantu warga untuk mengurangi kepadatan penduduk di lokasi banjir, jika warga menghendaki. "Kami sengaja melarang penduduk untuk menonton untuk mengantisipasi pencurian," katanya. Untuk itu, katanya, Ditlantas Polda Metro Jaya telah mengerahkan sedikitnya 10 personel, ditambah puluhan personel dari Polsek Pancoran, dan Polres Jakarta Selatan. Selain itu, sejumlah simpatisan dari sejumlah organisasi massa dan partai politik juga mengamankan situasi. Surut Banjir di Rawa Jati sendiri berangsur surut setelah ketinggian air meningkat pada malam hari sebelumnya, hingga mencapai atap rumah warga. Banjir yang sedikitnya melanda warga dari tiga RT itu terjadi karena luapan Sungai Ciliwung. Selain itu, kondisi diperparah setelah tembok penahan aliran sungai jebol, sehingga luapan air semakin banyak. Kejadian pada dini hari itu sempat merobohkan beberapa rumah warga. Sampai saat ini, warga yang menjadi korban banjir ditampung di sejumlah posko yang didirikan beberapa organisasi massa dan partai politik. Selain itu, masih banyak juga warga yang memanfaatkan emperan toko dan rumah warga lainnya untuk mengungsi. (*)
Copyright © ANTARA 2007