Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia sejak pekan lalu telah menyiagakan "disaster recovery plan" (sistem pemulihan bencana) untuk mengatasi masalah transaksi keuangan yang diakibatkan banjir dan terganggunya sistem komunikasi. Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas BI, Budi Mulya, di Jakarta, Senin, mengatakan BI terus menyiapkan langkah-langkah untuk mengamankan dan lebih memantapkan pelayanan transaksi kliring dan RTGS (real time gross settlement) serta kebutuhan uang tunai. "BI mengharapkan perbankan, dunia bisnis dan masyarakat luas tidak cemas dan khawatir. BI tetap dapat menyelesaikan transaksi kliring dan RTGS pada Jumat (2/1) lalu, meski ada kelambatan sehingga BI memperpanjang waktu settlement untuk menampung kebutuhan perbankan," katanya. Menurut Budi Mulya, volume transaksi pada Jumat lalu relatif sama dengan hari-hari biasa, yaitu RTGS dengan 23.300 transaksi senilai lebih dari Rp146 triliun. Sementara kliring sekitar 100.000 transaksi dengan nilai Rp3,5 triliun. Dalam hal penyediaan uang tunai, Jumat lalu BI bahkan telah mengeluarkan lebih dari Rp900 miliar atau lebih besar dibandingkan jumlah yang biasa dikeluarkan Rp300 miliar. "Jumlah ini lebih besar dari kebiasaan, namun bila Senin ini dan seterusnya masih dibutuhkan BI tetap menyiapkannya," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007