Jakarta (ANTARA News) - Wilayah pemadaman listrik di Jakarta dan sekitarnya pada Minggu hingga malam ini semakin meluas menyusul bencana banjir yang juga makin meluas pada hari ini.General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Fahmi Mochtar di Jakarta, Minggu mengatakan, sekitar 750 ribu pelanggan terkena pemadaman listrik."Wilayah pemadaman itu meliputi 2.169 gardu distribusi listrik di empat wilayah yakni Gambir 992 unit, Kebayoran 170, Kramat Jati 647, dan Tangerang 360," katanya.Jumlah pelanggan PLN yang terkena pemadaman tersebut mencapai 22,73 persen dari total pelanggan di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang mencapai 3,3 juta. Pada Sabtu (3/2) malam, jumlah gardu distribusi yang mengalami pemadaman mencapai 2.022 yang terdiri dari Gambir 859 unit, Kebayoran 185, Kramat Jati 647, dan Tangerang 331. Gardu-gardu listrik akan kembali dinyalakan secara bertahap jika kondisi telah dianggap aman. Fahmi juga mengatakan, pihaknya juga telah membantu mengevakuasi korban banjir di sekitar lokasi gardu dan mengirimkan bantuan obat-obatan maupun makanan. PLN sengaja memadamkan wilayah yang terkena banjir sebagai upaya antisipasi bahaya warga tersengat listrik sekaligus mencegah kerusakan peralatan.Sementara itu, Depo BBM milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara juga mulai tergenang banjir.Namun, Kepala Divisi Humas Pertamina Toharso memastikan pelayanan permintaan BBM dari depo tersebut tidak terganggu. Depo telah diperintahkan beroperasi selama 24 jam penuh. Air hanya menggenangi tempat parkir mobil tangki BBM di Depo Plumpang setinggi 30 sentimeter. Distribusi BBM, lanjutnya, hanya terhambat perjalanannya di jalan karena banjir dan kemacetan. Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga berhenti beroperasi karena tergenang banjir seperti di Jalan TB Simatupang, DI Panjaitan, Kelapa Gading, Yos Sudarso, Ciledug, dan Kebon Nanas. Banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang terjadi sejak Kamis (1/2) semakin meluas pada Minggu ini dan telah dinyatakan dalam kondisi siaga satu. (*)
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2007