Hingga kini, api belum berhasil dipadamkan, namun petugas di lapangan akan terus berusaha untuk memadamkan sejumlah titik api,"

Lumajang (ANTARA News) - Petugas gabungan kesulitan untuk memadamkan kebakaran hutan di Gunung Semeru (3.676 mdpl) yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, karena medannya yang sulit dan angin yang cukup kencang.

"Hingga kini, api belum berhasil dipadamkan, namun petugas di lapangan akan terus berusaha untuk memadamkan sejumlah titik api," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari saat dihubungi dari Lumajang, Jumat malam.

Menurutnya, kemarau panjang menyebabkan pepohonan dan ilalang sangat kering, sehingga mudah terbakar dan angin yang cukup kencang membuat api terus menjalar ke lokasi lain.

"Kami berharap api bisa segera dipadamkan agar kebakaran di kawasan hutan gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tidak semakin meluas," katanya.

Sementara itu, Komandan Rayon Militer Senduro Kapten Infanteri Abdul Muntholib mengatakan petugas di lapangan kesulitan memadamkan api karena titik api berada pada kemiringan mencapai 70 derajat.

"Dengan kondisi medan yang cukup sulit, kami harus berhati-hati untuk memadamkan api, agar tidak menjadi korban dalam upaya pemadaman kobaran api Gunung Semeru," tuturnya.

Menurutnya, ada dua tim yang melakukan upaya pemadaman karena arah angin di jalur pendakian gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu cenderung ke arah barat dan timur.

"Ada dua tim yang berusaha memadamkan kobaran api. Pemadaman dilakukan dengan cara manual dan penyekatan untuk mengisolasi lahan yang terbakar, agar tidak meluas ke areal lain," paparnya.

Ia menjelaskan banyaknya tanaman yang mengering akibat musim kemarau dan embusan angin yang cukup kencang, serta medan yang sulit dijangkau menjadi kendala bagi tim untuk memadamkan sejumlah titik api yang masih menyala.

Data di TNBTS mencatat luas lahan hutan yang terbakar di kawasan Watu Rejeng dan sekitarnya sejak Selasa (20/10) hingga Jumat mencapai 25 hektare, bahkan kebakaran tersebut sudah menjalar pada jalur pendakian yang biasa dilalui para pendaki.

Pihak pengelola TNBTS menutup jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sejak Kamis (22/10) hingga batas waktu yang tidak ditentukan, sedangkan pendaki yang terjebak di jalur pendakian dievakuasi melalui jalur Ayek-ayek.

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015