Yogyakarta (ANTARA News) - Tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta menciptakan palang pintu kereta api otomatis berbasis sensor ultrasonik yang diberi nama Papinka.
"Papinka merupakan sebuah prorotipe palang pintu kereta api otomatis yang dilengkapi dengan countdown untuk memberikan informasi dan peringatan dini kepada pengguna jalan yang akan melewati lintasan kereta api," kata koordinator tim Dimas Imaduddin di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, alat itu dikendalikan oleh mikrokontroler yang mendapat "input" dari sensor ultrasonik yang dipasang pada "gate" di jarak tertentu sebelum perlintasan kereta api. "Input" yang diberikan sensor ultrasonik berupa kecepatan kereta dan panjang kereta.
"Input tersebut kemudian diolah mikrokontroler untuk mendapatkan penghitungan mundur kedatangan kereta menuju perlintasan kereta dan akan menggerakkan palang ke bawah serta menampilkan penghitungan waktu mundur pada seven segment yang dipasang di palang pintu perlintasan," katanya.
Ia mengatakan alat itu menampilkan penghitungan waktu mundur sehingga diharapkan pengguna jalan dapat memperkirakan waktu tertutupnya palang pintu perlintasan kereta api. Dengan demikian, pengguna jalan dapat berhenti dengan nyaman dan aman.
Dengan alat itu, kata dia, diharapkan dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi di perlintasan kereta api.
Selain itu, juga dapat membantu penjaga lintasan kereta api pada saat bertugas dan dapat mengurangi risiko kecelakaan akibat kelalaian penjaga lintasan kereta api.
"Ke depan akan ada pengembangan lebih lanjut dari alat itu agar nanti dapat secara nyata menurunkan tingkat kecelakaan di perlintasan kereta api," kata Dimas.
Anggota tim pembuat Papinka itu antara lain Kiky Aprilia Yannik, Rizky, Sigit, dan Hanafi Slamet dengan dosen pembimbing Muhamad Ali.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015