Jakarta (ANTARA News) - Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan berjalan bervariasi (mixed), karena masih minimnya sentimen pasar. Analis Riset PT Panin Capital, Luki Aryatama, kepada ANTARA di Jakarta akhir pekan ini mengatakan, pasar saham saat ini masih minim dorongan sentimen dari dalam negeri. "Akibat minim sentimen, saya perkirakan pekan depan akan bergerak 'mix'," katanya. Mungkin yang dapat dijadikan harapan jika Bank Indonesia kembali menurunkan tingkat suku bunganya (BI-rate). Namun dia menganggap hal tersebut cukup berat bagi bank sentral mengingat tingkat inflasi yang cukup besar, yakni 1.04 persen jauh dari prediksi pasar yang di bawah 1 persen. "Mungkin pasar akan melihat kondisi bursa regional sebagai arah bergeraknya jual beli saham dan indeks BEJ," tambahnya. Bahkan Luki melihat kecenderungan indeks mengalami penurunan setelah pekan ini mengalami kenaikan. "Indeks mungkin turun setelah pekan ini naik. Karena saya melihat pasar sudah cukup tinggi dan ada pondasi yang kuat, kecuali kalau sektor riil sudah bergerak," tegasnya. Selama pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan 21,175 poin atau 1,2 persen menjadi 1.780,381 dibanding penutupan pekan sebelumnya di 1.759,206. Sedangkan indeks LQ45 melemah 9,347 poin atau 2,4 persen ke posisi 378,615 dibanding penutupan pekan sebelumnya di 387,962. Kenaikan indeks ini lebih disebabkan oleh faktor 'rebound' (naik kembali) setelah sepekan sebelumnya mengalami koreksi cukup dalam. Selain itu, faktor bursa regional sentimen individu saham juga mempengaruhi, terutama reboundnya saham Telkom setelah direksinya menyatakan tidak berencana mengundurkan diri. Sementara faktor tingkat inflasi yang diyakini beberapa pelaku pasar masih d jalur terkendali juga ikut menjadi pendorong indeks untuk bergerak naik. (*)

Copyright © ANTARA 2007