Jenewa (ANTARA News) - Irak berencana melakukan kampanye vaksinasi massal untuk menghentikan wabah kolera yang telah menginfeksi lebih dari 1.800 orang di tengah kekhawatiran terjadinya penyebaran di antara pengungsi di wilayah tersebut dan sekitarnya, kata Organisasi Kesehatan Dunia, Kamis.
"Kami akan memulai kampanye vaksinasi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit ini," kata Dominique Legros, kepala unit kolera WHO, kepada wartawan, lapor AFP.
Dia mengatakan setengah juta dosis vaksin kolera oral - yang cukup untuk diberikan kepada sekitar 250 ribu orang - sedang dikirim ke Irak dan "harus tiba hari ini atau besok," karena kampanye imunisasi akan dimulai pada 31 Oktober.
Irak telah mengkonfirmasi 1.811 kasus penyakit diare akut sejak awal September di 15 dari 18 wilayah di negara itu, termasuk yang paling baru di wilayah bagian utara, kawasan otonomi Kurdi.
Masuknya kolera di wilayah Kurdi utara terutama mengkhawatirkan karena sejumlah besar pengungsi Suriah ada di sana, kata Legros, seraya menunjukkan bahwa kondisi di pengungsian sangat kondusif untuk penyebaran penyakit.
Menurut pemerintah Irak, penyakit ini telah menewaskan enam orang sejauh ini, termasuk empat di wilayah Abu Ghraib di awal wabah, sebelum otoritas kesehatan menyiapkan solusi untuk mengatasi.
"Manajemen kasus dilakukan dengan baik, (dan) kasus menurun," kata Legros, menambahkan bahwa situasi di Irak tampaknya "di bawah kendali".
Perhatian besar sekarang, Legros mengatakan, adalah "penyebaran menuju Timur Tengah, menuju Suriah dan kamp-kamp pengungsi."
Penyebaran ke Eropa
Sudah beberapa kasus muncul di Kuwait dan Bahrain, tetapi situasi ada di bawah kendali.
Ia mengatakan negara-negara lain di kawasan itu telah disiagakan untuk bahaya, dan mengakui bahwa mereka yang terinfeksi berisiko membawa kolera ke Eropa.
Kasus kolera diimpor ke Eropa setiap tahun, tapi karena kondisi sanitasi di benua itu cenderung baik, biasanya tidak ada risiko penyakit menyebar.
Legros mengakui bahwa sejumlah besar pengungsi dan imigran yang
bergerak melalui Eropa dan terjebak di perbatasan dengan tempat penampungan memiliki risiko yang lebih besar.
"Apakah Anda menempatkan sebuah kamp pengungsi di Eropa atau di Nigeria atau di Suriah, masalah tetap sama," katanya, seraya menunjukkan bahwa jika orang "tidak memiliki akses ke air yang aman dan seseorang mencemari air dan orang lain meminumnya, mereka terpapar kolera."
Kolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi atau air yang tidak bersih, dengan anak-anak memiliki risiko tinggi infeksi. Penyakit itu bisa membunuh dalam hitungan jam akibat dehidrasi cepat.
Legros mengatakan kampanye vaksinasi Irak akan fokus pada kamp-kamp pengungsi di utara dan kamp-kamp untuk pengungsi Irak di selatan.
Vaksin yang digunakan untuk melawan epidemi kolera langka dan hanya dapat digunakan dalam kasus yang jarang untuk segera menghentikan penyebaran penyakit.
Tahun lalu produsen tunggal vaksin, perusahaan India Shantha
Biotechnics, membuat hanya dua juta dosis - yang cukup untuk melindungi satu juta orang.
WHO memperkirakan bahwa sekitar 40 juta orang di Afrika saja tinggal di daerah di mana mereka berisiko terpapar kolera.
(Uu.G003)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015