"Untuk kereta api cepat, nantinya sarana dan komponen bisa dibuat di Indonesia. Tiongkok sudah berjanji akan buat pabrik di Indonesia," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, di Jakarta, Kamis.
Menurut Edi, pabrik tersebut untuk jangka panjang pengembangan kereta api cepat Indonesia tanpa harus impor.
Selain itu, komponen-komponen tersebut mengedepankan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
"Untuk ke depan misal mau tambah gerbong, pembuatan rel dan segala macam tidak perlu impor lagi," tutur Edi.
Proyek kereta cepat (High Speed Railways/HSR) mulai dikerjakan 2016 dan akan beroperasi pada 2019.
"Untuk proyek pertama ini komponennya masih impor dulu dari Tiongkok," jelas Edi.
Indonesia menjatuhkan pilihan pada Tiongkok untuk pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kesepakatan proyek kereta cepat senilai US$5,5 miliar ditandatangani Pimpinan China Railway International Yang Zhongmin dengan Dwi Windarto, Presiden Direktur konsorsium BUMN Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia.
Tiongkok akan memegang 40% saham, sedangkan sisanya oleh Indonesia, dan 75% pendanaan disediakan China Development Bank milik pemerintah Cina dan sisanya ditanggung bersama China Railway dan konsorsium BUMN Indonesia.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015