Jakarta (ANTARA News) - Hari-hari bankir kawakan seperti, Sutan Remy Sjahdeini, Widigdo Sukarman dan Dirut BRI Bambang Soepeno, tentu tak jauh dari uang dan angka-angka yang memusingkan. Tak heran jika mereka menjalani hari-hari dengan serius dan penuh "kerut" di kening. Tapi, Jumat malam kemarin, ada pemandangan berbeda. Raut muka mereka sumringah dan penuh gelak tawa, karena mereka memang bukan tengah menjadi bankir. Mereka menjadi pemain ketoprak humor. Dalam pementasan ketoprak guyonan campur tokoh yang mengambil lakon Berdirinya Majapahit di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Jumat, sejumlah tokoh perbankan Indonesia tampil menghibur puluhan penonton yang hadir. Selain para bankir, tokoh yang terlibat dalam ketoprak humor adalah mantan Menteri Pariwisata, Marzuki Usman, mantan Dirut Sucofindo dan Krakatau Steel, Sutrisno Sastroredjo, hakim pengadilan pajak & komisaris PT Jasindo, Tjip Ismail, dan Mantan Direktur LPPI, Krisna Wijaya. "Kaisar, kita kembali ke... naskah," kata salah satu pemain ketoprak saat mengingatkan tokoh Kubilai Khan, yang diperankan Sardono Goenanto, dengan nada seperti pelawak Tukul Arwana ketika membawakan acara Empat Mata di sebuah stasiun televisi swasta. Kontan saja, puluhan penonton tertawa mendengar guyonan itu. Dialog-dialog dalam pementasan diwarnai dengan improvisasi para pemain sehingga kerap terdengar kritik-kritik sosial, seperti halnya masalah flu burung, poligami, pencabutan PP 37, banjir, kemacetan akibat bus way, dan lain-lain. Kesemua kritik disampaikan dengan cara yang halus dan konyol sehingga tidak menyinggung perasaan, tetapi justru mengundang tawa. Ide cerita dalam pementasan itu adalah sejarah dan konflik yang terjadi saat akan didirikannya kerajaan Majapahit. Pemain semakin dibuat tertawa, saat adegan terbunuhnya Raja Kertanegara (Marzuki Usman). "Jayakatwang boleh saja kamu membunuhku sekarang, tetapi periode mendatang Marzuki Usman pasti akan terpilih kembali," kata Raja Kertanegara yang disambut gelak tawa penonton. Adegan semakin menggelitik saat diketahui kemudian, Raja Jayakatwang (Krisna Wijaya) ternyata masih memakai sandal ketika naik panggung. Kehadiran sejumlah pelawak kenamaan, seperti Eko DJ, Nurbuat, dan Rohana, membuat pagelaran itu semakin semarak dan mengundang tawa. Sutrada pementasan itu, Aries Mukadi, memilih lakon Berdirinya Majapahit, untuk menyesuaikan dengan pemain dan kondisi saat ini. "Kita saat ini kan sedang membangun dan terus membangun jadi pas rasanya kalau lakon Berdirinya Mapahait ini dipentaskan," katanya. Dalam pementasan itu, dipertontonkan sejarah dan konflik yang terjadi saat akan didirikannya kerajaan Majapahit. Namun, sayangnya ketika pementasan akan dimulai sejumlah tokoh, seperti komisaris independen Bank Mandiri dan Pemred Metro TV, Andy F. Noya yang kebagian peran dalam pementasan itu tidak dapat hadir karena terjebak banjir. Ketua Paguyuban Puspo Budoyo, Lies Luluk Sumiarso, bangga dengan para tokoh perbankan dan tokoh masyarakat yang dengan suka hati bersedia mendukung acara tersebut dan ikut ambil bagian dalam upaya pelestarian kesenian kethoprak yang hampir punah.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007